Thursday, February 25, 2010

Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu Pengetahuan (+)

Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu Pengetahuan

(Studi Kasus Ilmu Pengetahuan Klasik)

(Tablomagazine BISNIS No. 17 /I/27 Februari - 12 Maret 2005)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. ALAM semesta tidak seperti bermain dadu, selalu ada pola keteraturannya (Albert Einstein)

KAMIS, 09 September 2004, Pusat Penelitian Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Al-Banjary, Banjarmasin, mengadakan seminar The (R)Evolution of Social Science – The Modern Scientific Administration and Management, diikuti oleh rektor, sejumlah dekan, dosen pengajar, karyawan dan mahasiswa. Seminar mengurai akar masalah seluruh manusia untuk memahami kehidupan dan semesta, yaitu sistem ilmu pengetahuan. Sebuah dasar pijakan pengembangan sumber daya manusia baik non-formal maupun formal, apalagi status sekolah, akademi dan universitas.

Pokok bahasan itu demikian penting, yang dapat diketahui dalam pembicaraan apa pun, hanya sedikit saja kata yang berulang kali banyak dikatakan seperti halnya kata sistem. Baik untuk usaha khusus bidang pertanian, manufaktur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan, komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan dan pendidikan. Selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai forum atau kesempatan membahas apa pun bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif harus berdasar pada sebuah sistem. Lalu, apa definisi sesungguhnya sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan itu? Menjawabnya mau tidak mau menelusur arti ilmu pengetahuan itu sendiri.

ILMU pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan sistem adalah kumpulan pengetahuan terpadu membentuk prinsip metode rasional untuk tujuan tertentu (Ilmu Pengetahuan Klasik)

Ilmu pengetahuan atau science berasal dari kata Latin scientia berarti pengetahuan, berasal dari kata kerja scire artinya mempelajari atau mengetahui (to learn, to know). Sampai abad XVII, kata science diartikan sebagai apa saja yang harus dipelajari oleh seseorang misalnya menjahit atau menunggang kuda. Kemudian, setelah abad XVII, pengertian diperhalus mengacu pada segenap pengetahuan yang teratur (systematic knowledge). Kemudian dari pengertian science sebagai segenap pengetahuan yang teratur lahir cakupan sebagai ilmu eksakta atau alami (natural science). Ilmu eksakta dianggap ilmu pengetahuan karena disusun mencapai hukum, sedang (ilmu) pengetahuan sosial tak memenuhi syarat karena terbukti belum ditemukan hukum ilmiah, anggapan yang dipertahankan para ahli sampai sekarang (2000, QZ). Lalu, apa syarat keteraturan sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan? Belum ada yang mampu menjawabnya!

SESUATU yang rumit bukan berarti tidak mungkin dan sesuatu yang nampak tidak mungkin sering karena hanya tidak ada yang sungguh-sungguh mengusahakannya (Qinimain Zain)

Setelah saya meneliti cabang-cabang ilmu pengetahuan mantap seperti kimia, fisika, ekonomi, klimatologi dan lain-lain, dirumuskan dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Scientific System (2000) (Lihat Diagram):

Pertama, Total Quality Operation, SY(mbol), Lambang: Mathematical OrderCode, International Code of Nomenclature. TQO Employee fungsinya Operation dengan kode O, TQC Supervisor (Control-C), TQS Manager (Service-S), TQI Senior Manager (Information-I), dan TQT Director (Touch-T) (untuk ilmu pengetahuan sosial).

Contoh ilmu pengetahuan eksakta, Jons Jakob Berzelius (1811) mengemukakan lambang unsur kimia dibentuk dari huruf pertama nama internasional (Latin-)nya seperti Calcium (Ca), Oxygenium (O), Nitrogenium (N), dan sebagainya.

Kedua, Total Quality Control, S(core), Angka: Physical Order – Metric Unit, Reference Frame of Benchmark Standard. Tiga standar satuan ukuran utama adalah Z(ain) untuk Sempurna, Q(uality) untuk Kualitas, dan D(ay) untuk Hari kerja. Simbol D(ay) semula dengan d(ay), karena khawatir D(ay) tersamar dengan D pengertian Dimensi, tetapi atas pertimbangan dalam simbolnya tetap D(ay). Z(ain) berupa TQZ Index Level yang membagi usaha sesuatu atas TQO (1Z)-TQC (2Z)-TQS (3Z)-TQI (4Z)-TQT (5Z), dan Q(uality) berupa TQZ Scale Phase yang membagi segala sesuatu atas nilai Very Good (5Q)-Good (4Q)-Adequate (3Q)-Bad (2Q)-Very Bad (1Q) yang merupakan perbandingan terhadap satu patokan sesuatu. D(ay) berupa TQZ Position Base yang menghitung lama atas segala sesuatu usaha dilakukan dari awal sampai selesai sebagian atau keseluruhan dari TQZ Index Level dan TQZ Scale Phase atas satu hari kerja dengan 7 (tujuh) jam kerja dalam sehari dan 42 (empat puluh dua) jam dalam seminggu.

Contoh padanannya pada eksakta, standar satuan ukuran pokok ditetapkan General Conference on Weights and Measures dengan m(eter) untuk Panjang, kg (kilogram) untuk Massa, s(econd/detik) untuk Waktu.

Ketiga, Total Quality Service, T(able), Skema: Biological Order – Structure, Scientific Imagination Model of Matter Structure. TQZ Benchmarking Leap Zonerdinate yang bentuk, struktur dan sifatnya mirip dengan sel mahluk hidup, model atom dari Bohr atau Sistem Tata Surya dari Copernicus. Terdapat siklus inti, tengah, fungsional berputar selama Hari kerja menuju Kualitas dan Kesempurnaan sesuatu.

Contoh eksakta, Nicolaus Copernicus menerbitkan De Revolutionibus Orbium Coelestium model Sistem Tata Surya (1533), Niels Henrik David Bohr dengan kertas kerja On the Constitution of Atoms and Molecules mengusulkan bentuk Model Atom (1913).

Keempat, Total Quality Information, E(ssential), Sifat dasar: Linguistical Order – Theory, Proposition Syllogism of Theory. Ada dua teori, TQZ General Theory berkaitan segala sesuatu mengalami (r)evolusi jika ingin kokoh, tumbuh dan berkembang, serta TQZ Special Theory bahwa untuk kokoh, tumbuh dan berkembang itu mempunyai dasar (posisi berkaitan hari), fase (berbobot berkaitan kualitas) dan level (berbeda berkaitan kesempurnaan), semuanya memiliki lima tahap proses.

Contoh eksakta, Albert Einstein mengumumkan Teori Relativitas Khusus (1905).

Kelima, Total Quality Touch, M(aster), Induk acuan: Psychological Order – Law, Norm of Rules. Ada puluhan TQZ Law sudah dirumuskan. Contoh Hukum XV TQZ yaitu C(ompetency) = I(nstrument). s(cience).m(otivation of Maslow-Zain) artinya Kemampuan sama dengan kualitas nilai relatif dari alat dikalikan dengan ilmu pengetahuan dan dikalikan dengan motivasi.

Contoh eksakta, Isaac Newton mengemukakan Hukum Gerak dan Gaya Berat dalam buku Philosophia Naturalis Principia Mathematica (1687).

Dengan adanya TQZ Scientific System ilmu pengetahuan sosial tercapai sebagai ilmu pengetahuan. Kini, definisi TQZ System adalah kumpulan pengetahuan terpadu memiliki kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu, sedang TQZ Science adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu. Inilah akar segala masalah dan kunci pemecahannya bagi dunia kini dan masa depan.

FUNGSI ilmu pengetahuan adalah memahami keteraturan masa lalu pada masa kini untuk meramalkan, mengendalikan, menerima, merencanakan dan memutuskan masa depan (Qinimain Zain)

Ini demonstrasi aplikasi sederhana untuk usaha apa pun Hukum I TQZ: r(esponsiveness) = Z(ain)/D(ay) artinya Tanggapan sama dengan Kesempurnaan berbanding terbalik dengan Hari. Misal, jika seseorang menerima surat adalah TQI (1Z) (untuk sesuatu yang belum ada siklus mulai TQI, yang sudah ada mulai TQO), TQT Memutuskan membalas (2Z), TQO Menulis balasan (3Z), TQC Mengkoreksi (4Z) dan TQS Mengirim balasan (5Z). Cepat, lambat atau mandek tanggapan terhadap suatu masalah atau kemajuan dapat diukur dengan membandingkan seseorang, organisasi, perusahaan dan pemerintahan antar tahap atau keseluruhan level kesempurnaan seseorang atau organisasi serupa terhadap fungsi hal yang sama. Penerapan hukum ini pada surat dapat dianalogi untuk menanam padi, mesin kapal, gedung, laporan keuangan, iklan produk, pelayanan pelanggan, analisa proyek, riset produk, proses pendidikan atau kemampuan pemecahan masalah, dan lain-lain.

Lantas, apa pengaruh sistem baru ini bagi kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan? Untuk ilmu pengetahuan eksakta dan murni berpengaruh sebagai evolusi ilmu pengetahuan, tetapi untuk (ilmu) pengetahuan sosial dan terapan sangat berpengaruh sebagai revolusi, yaitu paradigma TQZ merubah pandangan seluruh apa yang dipahami atau tak dipahami dulu dan teks referensi (ilmu) pengetahuan sosial dan terapan (tercakup pula administrasi dan manajemen) harus ditulis ulang.

KETIKA ilmuwan mengambil keputusan paradigma baru bumi bulat, maka kosa kata dan formulasi bumi datar tak berguna lagi (John Naisbitt)

Tahun-tahun belakangan ini sering diminta memberikan kuliah umum atau seminar ilmiah tentang (r)evolusi ilmu pengetahuan pada organisasi atau universitas di beberapa propinsi lain. Tetapi di Uniska – Al-Banjary demikian berkesan, di akhir acara Muhammad Alfani, rektor, saat itu memimpin langsung do’a bersama semoga mendapat hadiah Nobel. Salah satu target dari dulu yang saya yakin rasanya akan diraih tinggal menunggu waktu saja, sebab ilmuwan lain hanya merumus satu atau dua bagian syarat sistem saja, sedang paradigma TQZ sistem utuh seorang diri, dan banyak yang lain lagi. Tetapi, tujuan hidup sesungguhnya bukanlah penghargaan itu.

BERI aku satu tempat berpijak, akan aku angkat dunia (Archimedes)

BAGAIMANA strategi Anda?


Catatan: Tulisan lanjutan di bawah ini menanggapi banyaknya e-mail yang menanyakan bukti KADALUARSA paradigma (ilmu) pengetahuan sosial lama (termasuk pula administrasi dan manajemen). (Dengan revisi dan penambahan beberapa kutipan).

Strategi (R)Evolusi Evaluasi Milenium III
(Studi Kasus Kilas Balik: Matinya Ilmu Administrasi & Manajemen)

(Harian RADAR Banjarmasin, Jum'at, 04 Januari 2007)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. MENGAJARKAN hal yang salah pada siapa pun adalah sebuah kejahatan (Gerald W. Dimock)

SELASA, 1 Januari 2008, Tahun Baru, dan tahun 2007 sekarang, telah menjadi masa lalu. Inilah mengapa bulan awal tahun bernama Januari, diambil dari nama dewa Janus dalam mitologi Yunani – dewa masa lalu, masa sekarang dan masa datang, digambarkan memiliki muka dua yang menghadap berlainan arah, yaitu depan dan belakang. Sehingga karenanya, pada hari awal tahun selain pesta memuja dewa ini, juga momentum melakukan evaluasi baik-buruk atau dicapai-belum di (masa) tahun lalu untuk rencana lebih sukses di (masa) tahun depan.

Lalu dievaluasi dalam, mengapa di milenium ketiga masih saja seminar dan diskusi, buku dan makalah, ulasan dan kritikan berbagai masalah hasilnya terasa hanya omong melompong, tumpukan kata-kata dan sitegang urat leher saja atau hambar, mengambang dan basa-basi, baik saat menyoroti pemberantasan korupsi, kinerja DPR, penanganan bencana lingkungan hidup, peningkatan kualitas pendidikan, pengelolaan pemerintahan, sertifikasi profesi, kepemimpinan dan lain-lain?

INTI masalah adalah bahwa sedikit orang yang menyadari adanya masalah demikian (John C. Vallentyne).

Bila dievaluasi dalam, jawabnya karena (ilmu) pengetahuan sosial paradigma lama krisis belum memenuhi syarat sebuah sistem ilmiah ilmu pengetahuan, sehingga tidak mampu memahami berbagai fenomena sebagai sebuah keteraturan masa lalu pada masa kini, untuk meramalkan dan merencanakan masa depan. Dan, bukti nyata masalah, ini kutipan beberapa buku pegangan belajar dan mengajar universitas besar (yang malah dicetak berulang-ulang):

Contoh, “umumnya dan terutama dalam ilmu-ilmu eksakta dianggap bahwa ilmu pengetahuan disusun dan diatur sekitar hukum-hukum umum yang telah dibuktikan kebenarannya secara empiris (berdasarkan pengalaman). Menemukan hukum-hukum ilmiah inilah yang merupakan tujuan dari penelitian ilmiah. Kalau definisi yang tersebut di atas dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya tidak atau belum memenuhi syarat, oleh karena sampai sekarang belum menemukan hukum-hukum ilmiah itu(Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1982:4, PT Gramedia, cetakan VII, Jakarta).

Juga, “diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kupasan-kupasan secara tertulis dibidang manajemen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan” (M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 2005:19, Gajah Mada University Press, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta).

Kemudian, “ilmu pengetahuan memiliki beberapa tahap perkembangannya yaitu tahap klasifikasi, lalu tahap komparasi dan kemudian tahap kuantifikasi. Tahap Kuantifikasi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap memperhitungkan kematangannya. Dalam tahap ini sudah dapat diukur keberadaannya baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Hanya saja ilmu-ilmu sosial umumnya terbelakang relatif dan sulit diukur dibanding dengan ilmu-ilmu eksakta, karena sampai saat ini baru sosiologi yang mengukuhkan keberadaannya ada tahap ini (Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 2005:18-19, PT Refika Aditama, cetakan ketiga, Bandung).

Lebih jauh, Sondang P. Siagian dalam Filsafat Administrasi (1990: 23-25, CV. Haji Masagung, cetakan ke 21, Jakarta), sangat jelas menggambarkan fenomena ini dalam tahap perkembangan (pertama sampai empat) ilmu administrasi dan manajemen, yang disempurnakan dengan (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Administration and Management Scientific System of Science (2000):

Pertama, TQO Tahap Survival (1886-1930). Lahirnya ilmu administrasi dan manajemen karena tahun itu lahir gerakan manajemen ilmiah. Tahap para ahli melakukan spesialisasi diri pada (ilmu) bidang ini, serta memperjuangkannya diakui sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.

Kedua, TQC Tahap Consolidation (1930-1945). Tahap ini dilakukan penyempurnaan prinsip (ilmu) administrasi dan manajemen, sehingga kebenarannya tidak terbantah. Gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi negara dan niaga mulai banyak diberikan oleh lembaga pendidikan tinggi.

Ketiga, TQS Tahap Human Relation (1945-1959). Tahap ini dirumuskan prinsip yang teruji kebenarannya. Perhatian para ahli beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan, dibina dan dikembangkan oleh dan antar manusia pada semua tingkat organisasi agar terlaksana kegiatan dalam suasana yang harmonis.

Keempat, TQI Tahap Behavioral (1959-2000). Tahap ini penekanan peran manusia semakin penting dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Para ahli memusatkan penelitian masalah tingkah laku manusia dalam kerja. Perhatian bukan hanya manusia sebagai mahluk hidup yang punya martabat, kepribadian, tujuan dan cita-cita dan keinginan khas, tetapi sudah tingkah laku mengapa manusia bertindak demikian. Tindakan merugikan dan menguntungkan organisasi diselidiki, agar dapat cara menempuh meningkatkan tujuan organisasi lebih efektif, produktif dan efesien.

Kemudian, Sondang P. Siagian menduga, tahap ini berakhir dan ilmu administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika, didasarkan gejala penemuan alat modern komputer dalam pengolahan data. (Yang ternyata benar dan saya penuhi, meski penekanan pada sistem ilmiah ilmu pengetahuan, bukan komputer).

Kelima, TQT Tahap Scientific System (2000-Sekarang). Tahap ini setelah terjadi (r)evolusi ilmu pengetahuan sosial (tercakup pula administrasi dan manajemen) dengan dirumuskannya syarat keteraturan sistem ilmiah ilmu pengetahuan, dan ditetapkan kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukumnya (sehingga ilmu pengetahuan sosial sejajar dengan ilmu pengetahuan eksakta) (Lihat, Diagram).


KESALAHAN pertama adalah manusiawi, kesalahan kedua adalah kebodohan (Confusius).

Bandingkan, fenomena serupa juga terjadi saat (ilmu) pengetahuan eksakta krisis paradigma. Lihat keluhan Nicolas Copernicus pada masanya:Ketidaktetapan dalam penyelidikan (astronomis) ini … sehingga mereka bahkan tidak dapat menerangkan atau mengamati panjang yang konstan dari tahun musim. Pada mereka seakan-akan seorang pelukis akan mengumpulkan tangan, kaki, kepala dan anggota-anggota lain bagi lukisannya dari macam-macam model, masing-masing bagian dilukis dengan sangat bagus, tetapi tidak dihubungkan dengan satu tubuh tersendiri, dan karena sama sekali tidak akan cocok satu sama lain, hasilnya akan lebih merupakan monster daripada manusia” (Thomas S. Kuhn, The Copernican Revolution, 1957:138, Cambridge). Juga, Einstein: “Seakan-akan tanah ditarik dari bawah seseorang, tanpa fondasi kokoh yang tampak di mana pun, yang di atasnya ia dapat bangun” (P.A. Achilpp, Albert Einstein: Philosopher-Scientist, 1949:45, Evanston). Kemudian, Wolfgang Pauli: “Saat ini fisika lagi-lagi kacau hingga mengerikan. Bagaimana pun, hal ini terlalu sulit bagi saya, dan alangkah baiknya seandainya saya ini pelawak film atau semacam itu dan saya tidak pernah mendengar tentang fisika”. Lalu, komentar Pauli kurang dari lima bulan kemudian ketika Heisenberg mengemukakan paradigma baru mekanika kuantum. “Jenis mekanika Heisenberg lagi-lagi telah memberikan harapan dan kegembiraan bagi kehidupan saya . yang pasti, ia tidak menyediakan pemecahan bagi teka-teki itu, tetapi saya percaya bahwa telah mungkin lagi bergerak ke depan” (Ralph Kronig, A Memorial Volume to Wolfgang Pauli, 1960:22, 25-26, New York).

KALAU keberhasilan itu hanya terjadi sekali, mungkin kebetulan. Kalau dua kali, mungkin keberuntungan. Kalau itu terjadi tiga kali, berarti luar biasa (Robert M Grant).

Begitulah evaluasi tanda-tanda fenomena sebuah paradigma mengalami krisis (matinya ilmu administrasi dan manajemen) sehingga harus terjadi (r)evolusi oleh paradigma baru agar mampu memahami dan memecahkan masalah yang ada di masa lalu. Dengan kata lain, artinya, selama masih berdasar paradigma lama, tanpa satuan ukuran tak mungkin evaluasi mengukur kinerja DPR, menyoroti pemberantasan korupsi, penanganan bencana lingkungan hidup, peningkatan kualitas pendidikan, pengelolaan pemerintahan, sertifikasi profesi, kepemimpinan atau yang lain. (Dalam ilmu pengetahuan sosial paradigma baru milenium III, saya tetapkan satuan besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas dan D(ay) atau Hari Kerja - sistem ZQD, padanan m(eter), k(ilogram) dan s(econd/detik) ilmu pengetahuan eksakta - sistem mks. Paradigma (ilmu) pengetahuan sosial lama hanya ada skala Rensis A Likert, itu pun tanpa satuan).

Dan, ini adalah pemecahan hitungan lebih dari seratus kali oleh paradigma TQZ menjelaskan dan menjawab berbagai masalah yang ada pada ilmu pengetahuan paradigma lama. Seratus kali lebih!

SEMUA orang mungkin salah, tetapi orang yang baik memperbaiki setelah mengetahui bahwa jalannya salah (Sophocles).

BAGAIMANA strategi Anda?


CATATAN: Tulisan ini lebih dahulu ditampilkan, untuk menunjukkan bukti bahwa betapa para ilmuwan sosial sendiri meragukan cabang (sosiologi) ilmunya, di samping menjawab banyak e-mail sudah sampai ke mana saja penyebaran paradigma TQZ sekarang ini. Selain juga, ucapan terimakasih atas banyaknya dukungan terhadap beberapa kritik. Mengenai kritik, bagi (sikap) saya itu biasa dan sudah diduga. Sejarah mencatat suatu karya (penemuan) besar selalu mendapat kritikan besar pula. Meski demikian, kritik (seburuk apa pun) penting untuk kemajuan dan kesempurnaan apa dan siapa pun. Terimakasih atas segala perhatian berupa pujian, maupun kritiknya. (Tulisan dengan penambahan beberapa kutipan).

Strategi (R)Evolusi

Ilmu Sosial Milenium III

(Kadaluarsa Ilmu: Re-Imagining Sociology)

(Harian RADAR Banjarmasin, Senin, 16 Juni 2008)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. MULANYA teori baru diserang dikatakan tidak masuk akal. Kemudian teori tersebut itu diakui benar, tetapi dianggap remeh. Akhirnya, ketika teori itu sangat penting, para penentang akan segera mengaku merekalah yang menemukannya (William James).

KETIKA Dr Heidi Prozesky – sekretaris South African Sociological Association (SASA) meminta TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority (2000) sebagai materi sesi Higher Education and Science Studies pada Konferensi SASA medio 2008 ini, saya tidak terkejut. Paradigma baru The (R)Evolution of Social Science – The New Paradigm Scientific System of Science ini, memang sudah tersebar pada ribuan ilmuwan pada banyak universitas besar di benua Amerika, Afrika, Asia, Eropa dan Australia. Pembicaraan dan pengakuan pentingnya penemuan juga hangat dan mengalir dari mana-mana.

Contoh, dari sekian banyak masalah telah dipecahkan paradigma ini adalah menjawab debat sengit hingga kini keraguan ilmuwan sosial akan cabang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan di berbagai belahan dunia. Tanggal 2-5 Desember 2008 nanti, akan digelar The Annual Conference of The Australian Sociological Association (TASA) 2008 di Australia, dengan tema Re-imagining Sociology. (Judul tema Re-Imagining Sociology, diambil dari judul yang sama buku Steve Fuller (2004), seorang profesor sosiologi dari Universitas Warwick, Inggris).

Lalu, apa bukti (dan pemecahan re-imagining sociology dalam paradigma TQZ) masalah sosiologi sampai ilmuwan sosial sendiri meragukannya?

PARADIGMA (ilmu) sosial masih dalam tahap pre-paradigmatik, sebab pengetahuan mengenai manusia tidaklah semudah dalam ilmu alam (Thomas S. Kuhn).

Ada cara sederhana untuk menjadi ilmuwan menemukan (masalah) penemuan (dan memecahkannya) di bidang apa pun, yaitu meneliti seluruh informasi yang ada di bidang itu sebelumnya dari lama hingga terbaru. (Sebuah cara yang mudah tetapi sangat susah bagi mereka yang tidak berminat atau malas). Mengenai informasi dari buku, menurut Isadore Gilbert Mudge, dari penggunaan buku dibagi dua, yaitu buku dimaksudkan untuk dibaca seluruhnya guna keterangan, dan buku yang dimaksudkan untuk ditengok atau dirujuk guna suatu butir keterangan pasti. Keduanya punya kelebihan masing-masing. Yang pertama luas menyeluruh, yang kedua dalam terbatas hal tertentu.

Berkaitan menonjolkan kelebihan pertama, Dadang Supardan (2008: 3-4), menyusun buku Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan Struktural), cetakan pertama, Januari 2008, yang mendapat inspirasi pemikiran ilmuwan sosial Jerome S. Bruner, bahwa mata pelajaran apa pun lebih mudah diajarkan (dan dipahami) secara efektif bila struktur (fakta, konsep, generalisasi, dan teori) disiplin ilmu seluruhnya dipelajari lebih dahulu, yaitu lebih komprehensif, mudah mengingat, mengajarkan, dan mengembangkannya.

KLAIM sah paling umum dan efektif mengajukan paradigma baru adalah memecahkan masalah yang menyebabkan paradigma lama mengalami krisis (Thomas S. Kuhn).

Lalu, apa hubungannya buku pengangan universitas yang baik ini dengan debat keraguan sosiologi?

Dadang Supardan (2008:98), mengutip David Popenoe, menjelaskan jika ilmu sosiologi ingin tetap merupakan sebuah ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu pengetahuan yang jelas nyata (obvious). Dadang mengungkap, ahli sosiologi sering menyatakan bahwa mereka banyak menghabiskan uang untuk menemukan apa yang sebenarnya hampir semua orang telah mengetahuinya. Sosiologi dihadapkan dengan dunia masyarakat yang sebenarnya tidak begitu aneh, di mana orang-orang yang secara umum sudah akrab ataupun mengenal konsep-konsep yang diperkenalkan dalam bidang sosiologi. Sebaliknya, sebagai pembanding, dalam pokok kajian pada kelompok ilmu kealaman adalah sering berada di luar dunia dari pengalaman sehari-hari. Dalam menjawab permasalahan ilmu pengetahuan alam, temuan kajiannya memberikan ungkapan dalam bahasa dan simbol-simbol di mana kebanyakan orang hampir tidak memahaminya atau benar-benar dibawa dalam pengenalan konsep yang benar-benar baru.

Lalu, inikah bukti kekurangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan? Ya (salah satunya).

Sebenarnya sangat jelas lagi, masalah sosiologi ini sudah diungkap Dadang Supardan (2008: 4) sendiri di awal dengan mengutip Bruner pula. Menurut Bruner, terdapat tiga tahapan berpikir seorang pembelajar, yaitu enactive, iconic dan symbolic. Enactive terfokus pada ingatan, lalu iconic pola pikir tidak terbatas pada ruang dan waktu, tetapi seluruh informasi tertangkap karena adanya stimulan, kemudian tingkat symbolic, dapat dianalogikan masa operasi formal menurut Piaget. Dalam tahapan terakhir, siswa (dan siapapun – QZ) sudah mampu berpikir abstrak secara keilmuan pada tingkat yang dapat diandalkan, mengingat sudah mampu berpikir analisis, sintesis dan evaluatif.

MENOLAK satu paradigma tanpa sekaligus menggantikannya dengan yang lain adalah menolak ilmu pengetahuan itu sendiri (Thomas S. Kuhn).

Artinya, sosiologi yang dipelajari di sekolah dan universitas tanpa perangkat simbolik selama ini kadaluarsa dan hanya dapat disebut pengetahuan saja. Dan, untuk membuktikan kekurangan sosiologi tak perlu jauh-jauh (meski boleh agar nampak jelas) dengan ilmu kealaman, cukup dengan ilmu pengetahuan mantap masih golongan (ilmu) pengetahuan sosial juga yaitu ilmu ekonomi. Bukankah ilmu ekonomi dianggap ilmu (ratunya golongan ini) karena mencapai tingkat analogi simbolik bahasa ekonomi? (Karena itulah definisi ilmu pengetahuan dalam paradigma baru TQZ bukan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur (sistematis), tetapi kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur (sistematis), membentuk kaitan terpadu dari kode (symbolic), satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu. Untuk ilmu pengetahuan sosial paradigma milenium ketiga telah saya tetapkan International Code of Nomenclature TQO Employee fungsinya Operation dengan kode O, TQC Supervisor (Control-C), TQS Manager (Service – S), TQI Senior Manager (Information – I) dan Director (Touch – T)) (Lihat Diagram).

(Akan diisi, harap tunggu)

Jadi, para ilmuwan sosial, sebenarnya sudah tahu sosiologi yang dipegang selama ini tidak layak disebut sebagai ilmu pengetahuan, meski belum tahu pemecahannya. Lantas, apa pentingnya solusi re-imagining sociology sekarang? Sangat pasti, salah satu cara memahami masyarakat untuk mengatasi krisis dunia (negara, bangsa, daerah, organisasi, usaha dan pribadi) yang semakin kompleks dan buntu selama ini. Dan, bagi lembaga penelitian dan pendidikan baik organisasi dan pribadi harus proaktif berbenah. Adalah fatal dan picik mengajarkan (ilmu) pengetahuan yang (kalau) sudah diketahui kadaluarsa dan salah, di berbagai universitas dan sekolah. Dunia (di berbagai belahan) sudah berubah.

KALAU teori saya terbukti benar, Jerman akan mengakui saya sebagai seorang Jerman dan Prancis menyatakan saya sebagai warga negara dunia. Tetapi kalau salah, Prancis akan menyebut saya seorang Jerman, dan Jerman menyatakan saya seorang Yahudi (Albert Einstein).

BAGAIMANA strategi Anda?


Catatan: Tulisan di bawah ini adalah tanggapan atas beberapa e-mail yang menanyakan, apa masalah utama (peneliti) dalam penelitian sebenarnya (selama ini) untuk menyusun kerangka pikiran ilmu pengetahuan. Kasus Theory of Everything (TOE) ini juga adalah salah satu pencarian ilmuwan sepanjang dua ribu tahun (dua milenium), dan bukti paradigma TQZ mampu menjawabnya.

Tulisan mengalami perubahan tambahan kutipan-kutipan antar alinea.

Strategi (R)Evolusi Filsafat Penelitian Milenium III

(Butanya Dasar Belajar Mengajar: Theory of Everything)

(Harian RADAR Banjarmasin, Sabtu 11 & Senin 13 Oktober 2008)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. MEREKA (para peneliti – QZ) seakan-akan pelukis yang mengumpulkan tangan, kaki, kepala dan anggota-anggota lain bagi lukisannya dari macam-macam model. Masing-masing bagian dilukis dengan sangat bagus, tetapi tidak dihubungkan dengan satu tubuh sendiri, dan karena sama sekali tidak akan cocok satu sama lain, hasilnya akan lebih merupakan monster daripada manusia (Nicolas Copernicus).

APAKAH (ilmu) pengetahuan yang terkumpul, dipelajari, dimiliki dan diajarkan selama ini masih berupa monster? Bayangkan sosok gambaran seluruh (ilmu) pengetahuan semesta yang berserakan. Lebih kecil lagi, seluruhnya di satu pustaka. Lebih kecil lagi, di satu cabang ilmu. Lebih kecil lagi, di satu bidang ilmu. Lebih kecil lagi, satu hal sosok gambaran tentang semut, puisi, manajemen atau jembatan saja, terdiri atas potongan kacau banyak sekali. Potongan-potongan tulisan sangat bagus sampai buruk, jelas sampai kabur, dan benar sampai salah besar, yang tak menyatu, tumpang tindih dan bahkan saling bertentangan meski hal yang sama sekalipun. Ini membuat sulit siapa pun meneliti, belajar dan mengajarkan, ditandai dengan polemik panjang.

Mengapa bisa demikian? Ada analogi menarik cerita lima orang buta ingin mengetahui tentang seekor gajah, yang belum pernah tahu gambaran binatang itu. Selain buta, tubuh mereka berbeda-beda tinggi badannya. Mereka pun berbaris berjajar, menghadap seekor gajah besar yang di keluarkan pemiliknya dari kandang. Orang yang pertama agak tinggi badannya, maju meraba bagian depan memegang belalai dan mengatakan gajah itu seperti ular. Yang kedua sedang badannya, meraba mendapati bagian kaki dan mengatakan gajah seperti pohon kelapa. Yang ketiga tinggi badannya, memegang bagian kuping dan mengatakan gajah seperti daun talas. Yang keempat paling pendek badannya, maju di bawah perut gajah tidak memegang apa-apa dan mengatakan gajah seperti udara. Yang kelima pendek tubuhnya, maju meraba bagian belakang memegang ekor dan mengatakan gajah itu seperti pecut. Tentu, pemahaman gajah sesungguhnya dari kelima orang buta ini akan berbeda bila disodorkan gambar ukiran timbul atau patung kecil seekor gajah sebelumnya.

Seperti itulah, siapa pun yang hanya memahami satu sudut pandang cabang (ilmu) pengetahuan sebagai gambaran pemecahan suatu masalah, tanpa luasan pandang menyeluruh (ilmu) pengetahuan. Memang, merupakan hukum alam segala sesuatu yang seragam (besar sedikit jumlahnya) makin lama makin beragam (kecil banyak jumlahnya), dan pada tingkat kekacauan dibutuhkan sistem keteraturan untuk memahaminya sebagai satu kesatuan. Tetapi, nampak (hampir) mustahil (karena tenaga, waktu dan biaya terbatas) mempelajari seluruh cabang (ilmu) pengetahuan mendapatkan pemahaman luas dan dalam semesta untuk suatu masalah. Betapa beruntung dunia andai sosok kecil gambaran satu kesatuan the body of science itu ada. Gambaran rangkuman prinsip-prinsip satu kesamaaan semua hal dari sekian banyak perbedaan dalam semesta, sebuah Theory of Everything (TOE).

JIKA Anda tahu bagaimana alam semesta ini bekerja, Anda dapat mengaturnya (Stephen William Hawking).

Kemudian, bagaimanakah mengetahui seseorang (dan juga diri sendiri) sebenarnya tergolong buta (karena tanpa TOE) terhadap sosok (ilmu) pengetahuan dimiliki sekarang?

Dengan sopan dan rendah hati, semua peneliti, pengajar atau siapa pun bidang apa pun harus menanyakan: Apa prinsip dasar asumsi penelitian, belajar dan mengajar (ilmu) pengetahuan yang diteliti, dimiliki atau diberikan? Jika jawaban berupa kalimat retorika atau basa-basi, mungkin ia (dan kita) tergolong masih buta tentang the body of science hal bidang ilmu pengetahuan itu.

Lalu, apa rangkuman (kecil) prinsip dasar asumsi TOE dalam meneliti, belajar, mengajar dan mengelola ilmu pengetahuan hal apa pun?

KETIDAKMAMPUAN seseorang untuk menjelaskan idenya secara singkat, barangkali dapat merupakan tanda bahwa dia tidak mengetahui pokok persoalan secara jelas (C. Ray Johnson).

Ilmu pengetahuan (obyek empiris) dinyatakan benar ilmu pengetahuan selama asumsi dasar diakui, yaitu ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur (systematic knowledge) (pernyataan yang diterima setelah abad XVII) (The Liang Gie, 1997:380). Tanpa asumsi dasar keyakinan adanya keteraturan ini, proses meneliti, belajar mengajar apa pun yang di bangun di atasnya hanyalah potongan-potongan pengetahuan yang tidak efektif, efesien dan produktif. Seperti pernyataan jernih ilmuwan Carl Sagan, bahwa jika kita hidup di atas sebuah planet di mana segala sesuatu tidak pernah berubah, sedikit sekali yang bisa dikerjakan. Tidak ada yang harus dibayangkan, dan tidak akan ada dorongan untuk bergerak menuju ilmu pengetahuan. Namun jika kita hidup di dalam dunia yang tidak bisa diramalkan di mana semua hal berubah secara acak atau dengan cara sangat rumit, kita juga tidak akan bisa menggambarkan semua keadaan. Di sini juga tidak ada ilmu pengetahuan. Tetapi kita hidup di dalam semesta yang berada di kedua keadaan ini. Di alam ini semua keadaan berubah, tetapi mengikuti pola, aturan, atau mengikuti yang kita katakan sebagai hukum-hukum alam.

Lebih jelas, prinsip dasar asumsi keteraturan ini diurai Jujun S. Suriasumantri (1977:7-9) dengan baik, yaitu obyek empiris (tertentu) itu serupa dengan lainnya seperti bentuk, struktur, sifat dan lain-lain, lalu (sifat) obyek tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu (meski pasti berubah dalam waktu lama yang berbeda-beda), serta tiap gejala obyek bukan bersifat kebetulan (namun memiliki pola tetap urutan sama atau sebab akibat). Akhirnya, saya memastikan rincian prinsip dasar asumsi keteraturan ilmu pengetahuan ini dalam TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority (2000), TQZ Science, bahwa definisi ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang memiliki susunan kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang teratur. (Teratur pada TQZ Scientific System of Science adalah teratur sama dalam fungsi, jumlah, urutan, kaitan, dan paduan menyeluruh di semesta meski hal berbeda apa pun) (lihat, Diagram). Sebuah TOE, jawaban masalah dasar dan besar yang menghantui pikiran manusia selama dua ribu tahun atau dua millennium.

(Diagram akan diisi, mohon tunggu)

TEORI adalah sekelompok asumsi masuk akal dikemukakan untuk menjelaskan hubungan dua atau lebih fakta yang dapat diamati, menyediakan dasar mantap memperkirakan peristiwa masa depan (JAF Stoner).

TOE penting sekali dalam meneliti, belajar mengajar dan mengelola bidang apa pun. Memecahkan suatu masalah sulit, tetapi mengenali (fenomena) masalah lebih sulit lagi. Dengan mengetahui dan memahami TOE, sangat membantu mengenali bila berhadapan atau merasakannya. Misal, seseorang telah disodorkan gambaran prinsip dasar asumsi keteraturan ilmu pengetahuan akan lebih mudah untuk mengambil kesimpulan jika suatu saat menghadapi (fenomena) satu atau banyak masalah, meski belum pernah dikenalnya. Jadi, fungsi TOE – pada TQZ Scientific System of Science tak lain sebuah paradigma scientific imagination benchmarking sistematis, berupa metode synectic kreatif menggunakan metafora dan analogi rinci menuntun suatu usaha memilih jalur proaktif terhadap suatu hal dengan memperhatikan fakta dan kemungkinan yang telah diidentifikasi dan dileluasakan, dengan lima dasar (posisi), fase (kualitas) dan level (sempurna). Suatu mental image atau model ilmiah analogi fenomena semesta dalam bentuk keteraturan yang dapat dipahami.

Contoh sederhana (meski sebagai TOE belum cukup teratur), jika gambaran prinsip dasar asumsi keteraturan tubuh mahluk hidup sempurna memiliki kepala, dada, perut, tangan dan kaki, sedang lainnya berupa bagian tambahan tubuh. Maka, seseorang yang meyakini dan memahami keteraturan ini akan melihat persamaan fungsi tubuh pada ikan gabus, kupu-kupu, monyet, ular dan burung pipit, selain perbedaan bagian itu. Dengan prinsip dasar asumsi keteraturan itu, tubuh mahluk hidup akan lebih mudah diteliti, pelajari dan diajarkan dengan benar, bahkan terhadap mahluk hidup unik lain yang baru dilihat.

KARYA seorang ilmuwan berlandaskan keyakinan bahwa alam pada pokoknya teratur. Bukti yang menunjang keyakinan itu dapat dilihat dengan mata telanjang bukan hanya pada pola sarang lebah atau pola kulit kerang, tetapi ilmuwan juga menemukan keteraturan pada setiap tingkat kehidupan (Henry Margenau).

Bukti monster (ilmu) pengetahuan demikian besar, merugikan dan banyak di sekeliling. Contoh monster-monster itu, dalam seminar dan diskusi, buku dan makalah, ulasan dan kritikan berbagai masalah di mana-mana tidak menyuguh keteraturan. Misal, bahasan mencipta puisi, cara menulis, atau mendefinisikan sesuatu saja, tanpa jelas kepala, tangan, dada, perut, dan kakinya, bahkan tanpa memastikan yang dijelaskan itu adalah bagian kaki atau kepala. Atau lebih parah lagi, tidak diketahui apakah yang disajikan itu kaki, jari, atau gigi, karena jumlahnya demikian tidak tetap dan berbeda. (Perhatikan kesimpulan utama penyebab masalah dan pemecahannya bidang ilmu hal yang sama sekali pun, bisa satu, dua, tiga, empat, lima, enam, sembilan, tujuhbelas, limapuluhdua, dan seterusnya, belum lagi bicara keteraturan urutan dan kaitan antar penyebab atau antar pemecahan yang disebutkan itu). Apalagi membahas masalah mengenai cara mengatasi krisis pangan, krisis energi atau strategi keunggulan usaha (suatu organisasi, daerah, bahkan negara), pasti monster lebih mengerikan.

Contoh nyata monster raksasa, menunjukkan belum teraturnya kelompok ilmu sebagai ilmu pengetahuan. Deobold B. Van Dalen menyatakan, dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ilmu-ilmu sosial agak tertinggal di belakang. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa ilmu-imu sosial takkan pernah menjadi ilmu dalam artian yang sepenuhnya. Di pihak lain terdapat pendapat bahwa secara lambat laun ilmu-ilmu sosial akan berkembang juga meskipun tak akan mencapai derajat keilmuan seperti apa yang dicapai ilmu-ilmu alam. Menurut kalangan lain adalah tak dapat disangkal bahwa dewasa ini ilmu-ilmu sosial masih berada dalam tingkat yang belum dewasa. (Ilmu dalam Persfektif, Jujun S. Suriasumantri, 1977:134). Juga C.A. Van Peursen, dalam tahap perkembangan ilmu pengetahuan kemajuan bidang ilmu alam lebih besar daripada ilmu kehidupan, dan ilmu kehidupan lebih maju dari ilmu kebudayaan (Strategi Kebudayaan: 1976:184-185). Sedang di dunia akademi, berjuta-juta hasil penelitian seluruh dunia kurang berguna dan sukar maju karena berupa monster maha raksasa, tanpa TOE yang merangkai sebagai satu kesatuan the body of science.

Akhirnya, bagaimana mungkin (manusia) siapa pun yang terlibat proses meneliti, belajar, mengajar dan menggunakan ilmu pengetahuan sepanjang hidup dapat berpikir tenang, selama prinsip dasar asumsi keteraturan (ilmu) pengetahuannya belum beres? Sebab, jika prinsip dasar asumsi keteraturan ilmu pengetahuan yang didapat dan diberikan saja kebenarannya meragukan, maka kredibilitas kemampuan, nilai, gelar (dan status) seseorang (dan organisasi) itu pun diragukan. Karena, sebenar atau setinggi apa pun nilai memuaskan didapat dari pendidikan dengan pelajaran bahan yang buruk atau salah, tetaplah buruk atau salah, (setelah mengetahui bagaimana kebenaran suatu hal itu) sebenarnya. Dan, tanpa keteraturan TOE, penelitian dan belajar mengajar, seminar dan diskusi, buku dan makalah, ulasan dan kritikan berbagai masalah terus menghasilkan monster di mana-mana. Banyak buang tenaga, waktu dan biaya percuma. Fatal dan mengerikan.

LEBIH baik menjadi manusia Socrates kritis yang tidak puas, daripada menjadi babi tolol yang puas (John Stuart Mill).

BAGAIMANA strategi Anda?


Strategi (R)Evolusi Satuan Ukuran

(Studi Kasus PT Kymco Lippo)

(Tablomagazine BISNIS No.38/II/23 Januari - 05 Februari 2006)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. PRESTASI organisasi adalah ukuran seberapa baik organisasi itu melakukan pekerjaannya (Peter F. Drucker)

KUALITAS Kymco jetmatic telah tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai motor paling tangguh dengan tes performa Jakarta-Bali-Jakarta nonstop 150 jam,” jelas Setiady Sunarta, Manajer Karaniya, dealer Kymco JL Lambung Mangkurat No 19B, Banjarmasin, pada bulan Oktober 2005. Jenis motor matic ini masuk di Banjarmasin sejak tahun 2003. Di Taiwan produsen industri ini berdiri tahun 1963, masuk ke Indonesia tahun 1997 atas PT Kymco Lippo Motor Indonesia sebagai agen tunggal pemegang merk.

Sebagai produk baru yang masuk belakangan di suatu pasar yang ketat persaingan, selain taktik diferensiasi bentuk, mesin dan model seperti Free 100, New Easy 100, New Trend 125, New trend 125 XTR, Metica 125, Metica GS, Metica GLX, Grand Dink, mau tidak mau harus menunjukkan performanya yang unggul dalam bentuk uji coba.

Mengapa harus melakukan strategi demikian?

TIDAK sulit untuk mengambil keputusan, jika mengetahui apa saja nilai-nilai yang menjadi pegangan (Roy Disney)

Setiap orang, setiap hari, setiap waktu, harus mengambil keputusan tentang segala sesuatu. Dari keputusan lama menanak nasi, memisahkan berapa ternak ayam yang sakit, masuk sekolah favorit, membeli motor merk baru, dan sebagainya. Semua harus berdasar nilai dengan ukuran besaran tertentu, secara kuantitatif atau kualitatif. Sehingga, apapun untuk dipilih harus memiliki atau menunjukkan ukuran nilai, nilai yang lebih baik dari yang lain.

Mengukur suatu besaran adalah membandingkan besaran yang diukur itu dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan, suatu usaha menyatakan yang diukur itu dengan angka (kuantitatif) dank skala (kualitatif). Mengukur suatu benda, sesungguhnya membandingkan ukurannya itu dengan ukuran suatu alat yang digunakan sebagai pengukur. Bila membandingkan ukuran sesuatu dengan ukuran ‘patokan’, hasil pengukuran itu tentunya dinyatakan dengan ukuran ‘patokan’. Contoh kuantitatif, panjang meja diukur dengan jengkal tangan sebagai patokan, mungkin didapatkan hasilnya 7,5 jengkal tangan. Jengkal tangan, dalam hal ini digunakan sebagai satuan ukuran panjang. Untuk kualitatif, dalam menilai sesuatu umumnya selama ini menggukakan skala ordinal teknik Likert atau Skala Rensis Likert. Skala Likert menggunakan dari skala 1 – 7, bisa juga 1 – 5, misal dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Contoh kualitatif, penerapan dalam usaha praktis. Senin, 10 Oktober 2005, Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, mengatakan bahwa Toyota Kijang kembali meraih penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award (ISCA) kategori kendaraan non sedan, kelima secara berturut-turut. Penghargaan ini diberikan oleh majalah SWA berkerjasama dengan lembaga riset Frontier serta SWANETWORK, dengan 10.500 responden di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar. Parameter dengan skala Likert dari nilai 1 sampai 5 untuk Quality Satisfaction Score (QSS), melihat tingkat kepuasan terhadap kualitas produk atau jasa, Value Satisfaction Score (VSS), mengukur kepuasaan terhadap harga berdasarkan kualitas yang diterima dari produk atau jasa, dan Perceived Best Score (PBS), melihat sejauh mana proruk atau jasa yang disurvei dipesepsikan sebagai merk terbaik dibandingkan dengan merk lainnya. Nilai akhir kepuasan atau Total Satisfaction Score diukur dari total kumulasi nilai tiga parameter tersebut, Toyota Kijang menang dengan nilai 4,091, banding yang lain. Contoh lain, PT Telkom pernah mengadakan angket 18 pertanyaan untuk layanan wartel, dari kepetapan perhitungan biaya sampai tempat parkir memadai dengan nilai K(enyataan) 1-7 dan H(arapan) 1-7 skala Likert dari Rensis Likert, selain meminta saran pelanggan terhadap nilai K(enyataan) yang rendah dibanding H(arapan).

Mengukur merupakan kegiatan penting utama cabang ilmu fisika dan TQZ Physicmanagement dalam cabang ilmu murni paradigma TQZ. Dalam pengukuran ada yang mudah dan ada yang rumit. Yang rumit untuk ilmu pengetahuan eksakta seperti untuk kuat cahaya atau kekerasan logam, sedang dalam TQZ Physicmanagement seperti untuk kelimpahan beban kerja atau kederasan informasi.

MENILAI sesuatu itu merupakan suatu usaha untuk menyatakan sesuatu yang dinilai itu dengan skala tertentu (Qinimain Zain)

Lebih jauh, bila skala ukuran nilai Likert ditinjau berdasarkan ilmu administrasi dan manajemen ilmiah modern paradigma TQZ, skala Likert merupakan skala kualitatif tanpa satuan. (R)evolusi skala ukuran nilai ini, dijelaskan dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Biomanagement Matrix of Metric Unit, untuk kinerja seseorang (Lihat Diagram).

Mengupas lebih dalam, satuan dapat dipilih sembarang. Benda atau sifat apapun yang memiliki ukuran atau nilai tertentu dapat digunakan. Namun, dengan syarat bila suatu benda atau sifat ingin ditetapkan sebagai satuan, yaitu satuan yang digunakan itu harus dapat diadakan kembali jika diperlukan dan besarnya tetap. Sedang besaran adalah sesuatu yang dapat dinyatakan dengan angka.

Besaran dalam TQZ Physicmanagement, (seperti juga fisika) dibagi dalam dua golongan, yaitu besaran pokok atau besaran dasar dan besaran turunan. Besaran pokok ialah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan besaran lain. Dalam cabang ilmu paradigma TQZ ini, selain besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas, dan D(ay) atau Hari kerja (sistem ZQD), telah saya tetapkan beberapa besaran pokok ilmu pengetahuan sosial yang penting, yaitu U(rgent) atau Desak, L(ight) atau Jelas, dan F(ast) atau Limpah. Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas dan D(ay) atau Hari kerja, masing-masing tidak berdiri sendiri, tergantung kepada yang lain. Untuk Q(uality) atau TQZ Scale Phase dengan skala Likert, paradigma TQZ tetap dengan skala 1-5 dan memiliki satuan Q, yang dikaitkan dengan satuan D(ay), Hari kerja, yaitu berapa lama waktu kerja mencapai kriteria kualitas skala.

Pada ilmu pengetahuan eksakta, besaran m(eter), k(ilo)g(ram), dan s(econd/detik) (sistem mks),masing-masing berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada yang lain.

PRINSIP melakukan analisa produktivitas adalah membandingkan hasil sesuatu sebelum dan sesudahnya (Leilani E. Allen)

Untuk akademisi, praktisi dan teknisi bidang usaha apapun, memerlukan buku acuan kualitas nilai ukuran sesuatu atau buku TQZ Metric Unit Records. Jika buku itu akhirnya tersusun, tentu akan tebal dan berjilid-jilid, sebab satu item satuan ukuran saja berjenis-jenis dirinci. Misal, untuk Q(uality) atau kualitas air. Air, ada air sungai, sumur, hujan, dan sebagainya, serta belum lagi bila diurai air sumur daerah pegunungan, dataran rendah atau rawa. Bisa dibayangkan uraian mengacu sebuah kamus, dari Abaca (pisang Manila) hingga Azure (Kebiruan langit), lalu Bable (Ocehan), Cab (Tempat duduk), Dab (Colek), Each (Tiap-tiap), Fable (Dongeng), Gab (Bual), Ha (Seru teriak), Iambic (Pertentangan bunyi), Jab (Tusukan), Kaiser (Maharaja), Label (Etiket), Macabre (Menakutkan), Nail (Paku), Oak (Pohon ek), Pace (Langkah), Quack (Dukun), Rabbit (Kelinci), Saber (Pedang) Table (Meja), Udder (Ambing), Vacant (Kosong), Wacky (Sinting), Xenophobe (Benci sesuatu atau orang asing), Yacht (Kapal layar) diurai jenis tertentu, akhirnya Zany (Jenaka) hingga Zoom (Menanjak).

Menunggu buku ideal itu yang entah selesai kapan, untuk keperluan mendesak mengelola usaha sehari-hari, lebih baik membuat catatan kecil dimulai dari kepentingan bidang masing-masing, pada pekerjaan sendiri. Caranya, buat TQZ Physicmanagement Metric Unit berupa lembar dengan TQZ Biomanagement Matrix dengan unsur 5 X 5, kemudian rinci kriteria kualitasnya. Upayakan kriteria kualitas standar hasil masukan dan kesepakatan seluruh level organisasi dari karyawan, pengawas, manajer, senior manajer dan direktur, sehingga mengikat. Dengan demikian, patokan satuan kualitas telah ditetapkan, yang berarti dapat digunakan mengukur turun-naik hasil kualitas apa dan siapa pun bila dikaitkan dengan D(ay), Hari kerja.

Memang, kriteria dapat dan akan berubah karena adanya perbaikan atau inovasi baru. Seperti catatan rekor dunia, akan berubah bila yang memecahkannya. Kriteria lama diganti dengan kriteria baru sebagai acuan.

Kembali ke Kymco Jetmatic yang tercatat pada MURI. Menurut Setiady Sunarta, selain kualitas yang ditawarkan sangat cocok dengan karakter masyarakat Banjarmasin yang agamis. “Ibu-ibu kan ada yang pakai baju kurung atau baju yang menutupi hingga mata kaki. Sedang Bapak-bapaknya kalau ke mesjid pakai sarung. Nah, tekstur motor Kymco sangat sesuai dengan cara berpakaian tersebut. Belum lagi kalau musim hujan. Biasanya kalau kerja dengan motor bebek sudah dipastikan kaki akan diangkat ke atas untuk menghindari kotor karena posisi pedal yang berada di bawah. Pengguna Kymco tak perlu repot lagi harus melakukan adegan angkat kaki. Karena posisi kaki di atas dan terlindungi.”

Seharusnya, semua produk atau jasa, terutama produk baru, melakukan strategi seperti ini. Membuat penilaian terhadap setiap fungsi produk atau jasa dengan TQZ Biomanagement Metric Unit Matrix, oleh lembaga lain atau perusahaan sendiri, membandingkan fungsi ideal harapan konsumen dengan kenyataan pada situasi tertentu, bersama pesaing. Misal, TQZ Dimension of Quality yaitu, (TQO) kemudahan - keandalan, (TQC) daya guna teknologi - efesiensi, (TQS) harga pasar - tanggapan layanan, (TQI) keindahan - asesori, (TQT) reputasi - hadiah. Untuk otomotif, bentuknya bisa kejuaraan lomba irit BBM, lintas alam, atau adu cepat, dan lain-lain. Inilah yang ditonjolkan dalam layanan atau promosi, sehingga membuat keputusan konsumen bernilai menjadi pilihan. Selain, mengetahui di mana harus berbenah.

SITUASI menimbulkan pengukuran, pengukuran menimbulkan penilaian, penilaian menimbulkan analisa, analisa menimbulkan pertimbangan kesempatan, dan pertimbangan kesempatan menimbulkan kemenangan (Sun Tzu)

BAGAIMANA strategi Anda?



Catatan: Tulisan lanjutan di bawah ini adalah tanggapan atas beberapa e-mail yang menanyakan contoh penerapan satuan ukuran paradigma baru memecahkan masalah praktis yang dihadapi. Kasus Polemik Sastra (baca: Seni) ini adalah salah satu polemik sengit panjang dua ribu tahun (dua milenium), dan bukti paradigma TQZ mampu menjawabnya.
Tulisan mengalami perubahan tambahan kutipan-kutipan antar alinea.

Strategi (R)Evolusi Paradigma Baru
Kongres Cerpen Indonesia V

(Studi Kasus Ukuran dan Nilai Karya Sastra)
(Harian RADAR Banjarmasin, Jum'at 26 Oktober 2007)
Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. ILMU diukur dari kekuatannya merumuskan hukum-hukum yang berlaku umum dan hubungannya atas kenyataan, seni dinilai dari pergulatannya dengan hal-hal yang partikular dan penciptaannya atas sesuatu yang belum ada dalam kenyataan (Nirwan Ahmad Arsuka).

JUM’AT, Sabtu dan Minggu, 26-28 Oktober 2007 ini, berlangsung Kongres Cerpen Indonesia V di Taman Budaya, Banjarmasin, yang rencana dibuka orasi budaya oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, HM Rosehan Noor Bachri, yang dihadiri ratusan sastrawan, budayawan dan intelektual seluruh Indonesia. Dan, panitia sudah memastikan akan tampil pembicara hebat seperti Lan Fang, Korie Layun Rampan, Jamal T. Suryanata, Agus Noor, Saut Situmorang, Nirwan Ahmad Arsuka, Ahmadun Yosi Herfanda, Katrin Bandel, dan Triyanto Triwikromo. Dari forum ini diharapkan banyak masukan kemajuan. Sedang, tulisan ini hanyalah oleh-oleh kecil dari saya (Kalsel) akan masalah polemik panjang Taufiq Ismail-Hudan Hidayat yang masih jadi ganjalan.

Polemik adalah fenomena biasa. Namun, untuk memecahkan dan menjelaskannya polemik sastra (baca: seni) menonjolkan seks sekalipun, harus berdasar sistem ilmu pengetahuan. Jika tidak, hasilnya berbantahan dan sakit hati berkepanjangan. Artinya, bagaimana pun harus dengan kritik akademis, yang diharapkan mampu memberi jalan ke arah penyehatan kembali kehidupan kesusastraan.

Lalu, apa kesulitan sesungguhnya memecahkan hal seperti ini?

Kembali berulang-ulang memberitahukan (dan tidak akan bosan-bosan - sudah ratusan pemecahan), akar masalahnya adalah sebelum tahun 2000, (ilmu) pengetahuan sosial belum dapat disebut sebuah ilmu pengetahuan, karena tidak memenuhi Total Qinimain Zain (TQZ) Scientific System of Science yaitu memiliki kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum (kecuali Teori Hirarki Kebutuhan Abraham H Maslow, proposisi silogisme Aristoteles, dan skala Rensis A. Likert tanpa satuan, belum cukup monumental). Adalah tidak mungkin menjelaskan sebuah fenomena apa pun tanpa kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum, mendukung sistemnya. (Definisi klasik ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur. Paradigma baru, TQZ ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu).

YANG baik tidak dapat terletak dalam pertanyaan sendiri, melainkan harus dalam jawaban (Robert Spaemann).

Mengenai polemik. Inti pertentangan adalah beda pandangan akan nilai kebenaran sesuatu. Menurut Eric Johnson, "setiap orang selalu mempunyai reference point atau titik referensi". Yaitu apa yang sudah dialami, diketahui atau diyakininya. Artinya, bila titik referensi seseorang atau kelompok masyarakat dengan orang atau kelompok yang lain tentang sesuatu berbeda, apalagi dimuati kepentingan, polemik mungkin terjadi. Namun sesungguhnya, seorang pribadi dan sebuah kelompok masyarakat yang bahagia, bukan disebabkan tidak adanya pertentangan, tetapi karena tidak adanya keadilan kebenaran. Jadi yang penting dalam pertentangan, mengetahui keadilan pandangan kebenaran pribadi seseorang dihadapkan dengan pandangan orang lain yang berseberangan akan sesuatu hal itu. Artinya, untuk menengahi sebuah pertentangan dan menentukan nilai kebenarannya agar obyektif, harus berdasar kerangka referensi pengetahuan pengalaman yang teratur, yang tak lain sebuah sistem ilmu pengetahuan.

SETIAP kebijaksanaan harus bersedia dipertanyakan dan dikritik oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan lain. Keberlakuan universal harus dapat membuktikan diri dalam konfrontasi dengan mereka yang berpikir lain (Benezet Bujo).

Dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority (2000), TQZ Philosophy of Reference Frame, terdapat jumlah lima fungsi, berurutan, berkaitan, dan satu kesatuan, kebenaran sesuatu dinilai berdasar titik referensi (1) How you see yourself (logics), (2) How you see others (dialectics), (3) How others see you (ethics), (4) How others see themselves (esthetics), sampai ke level (5) How to see of all (metaphysics), yang harus ditanyakan sebelum keputusan menjatuhkan nilai kebenaran sesuatu dalam pertentangan (Lihat, diagram).

(Diagram akan diisi, harap tunggu).

Di sini terdapat hubungan dan pergeseran referensi nilai kuantitatif dengan kualitatif. Dari level logics (benar) yang kuantitatif, ke dialectics (tepat), kemudian ethics (baik), lalu esthetics (bagus), sampai ke level metaphysics (abadi) yang semakin kualitatif. Atau, penekanan referensi sesuatu bergeser dari nilai kebenaran kelompok besar menjadi lebih secara satuan individu, dari hal bersifat konkrit (logika) menjadi abstrak (metafisik). Nampak jelas pula, sesuatu yang dianggap benar oleh seseorang atau sekelompok orang, bisa dianggap tidak benar oleh yang lain karena mempunyai titik referensi yang berbeda. Atau malah, sesuatu yang dianggap benar oleh seseorang atau sekelompok orang, tetapi tidak tepat bagi yang lain, tepat tetapi tidak baik, baik tetapi tidak bagus, dan mungkin saja bagus tetapi dianggap tidak abadi sebagai kebenaran suatu keyakinan tertentu. Dan, jika sampai pada keyakinan nilai kebenaran abadi, ini sudah sangat subyektif pribadi. (Sudut pandang level How you see yourself dan How you see others, How others see you dan How others see themselves, adalah subyektif karena dalam sudut pandang reference object dan reference direction, sedang How to see of all, adalah lebih obyektif, level adil).

Ada paradoks di sini. Semakin menilai kebenaran sesuatu mengutamakan kepentingan umum (kuantitatif) akan meniadakan kepentingan pribadi (kualitatif). Sebaliknya, semakin mengutamakan kepentingan pribadi (kualitatif) akan meniadakan kepentingan umum (kuantitatif). Ini yang harus disadari dalam menghadapi dan dijelaskan menengahi suatu polemik atau pertentangan apa pun, di mana pun dan kapan pun. Dan, sastrawan (baca: seniman) sadar, harga sesuatu karya terletak kemampuannya menciptakan momentum nilai di antara tarik ulur paradoks ini. Antara konvensi dan revolusi, antara pengaruh nilai lama dan mempengaruhi nilai baru.

SENI kemajuan adalah mempertahankan ketertiban di tengah-tengah perubahan, dan perubahan di tengah-tengah ketertiban (Alfred North Whitehead).

Kembali ke polemik ukuran nilai sastra menonjolkan seks. Dalam ilmu pengetahuan sosial paradigma baru TQZ, saya tetapkan satuan besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas, dan D(ay) atau Hari kerja (sistem ZQD), padanan m(eter), k(ilo)g(ram), dan s(econd/detik) ilmu pengetahuan eksakta, sistem mks). Artinya, kebenaran sesuatu bukan hanya dinilai skala kualitasnya (1-5Q dari sangat buruk, buruk, cukup, baik, dan sangat baik), tetapi juga sempurnanya (1-5Z, lima unsur fungsi TQZ, yang untuk TQZ Philosophy of Definition, yaitu logics, dialectics, ethics, esthetics, dan metaphysics secara berurut). Artinya, kekurangan atau keburukan salah satu fungsi membuat suatu karya nilainya tidak sempurna.

Contoh, definisi paradigma lama, kesusastraan adalah tulisan yang indah. Paradigma baru, nilai keindahan tidak lengkap kalau tidak dikaitkan dengan unsur kebenaran, ketepatan, kebaikan, dan keabadian. Kini, definisi TQZ kesusastraan adalah seni tulisan yang benar, tepat, baik, bagus (indah), dan abadi secara sempurna. Artinya, bila ada pertentangan nilai akan karya sastra (juga yang lain), menunjukkan karya itu memiliki salah satu atau lebih unsur filsafatnya buruk, sebagai sebuah karya yang sempurna. (Memang, sah saja penulis mengejar keunikan atau kebaruan pribadi, mengeksploitasi unsur seks dalam karyanya. Mungkin saja berkualitas segi logika cerita, dialektika nilai, keindahan teknis penulisan dan karya monumental (abadi) suatu genre sehingga juara dalam satu perlombaan. Tetapi dalam paradigma TQZ, tidak sempurna karena abai unsur etika).

Sekarang jelas, yang dikejar penulis mana pun, bukan sekadar ukuran nilai kualitas beberapa unsur, tetapi karya dengan kualitas nilai kebenaran (lima unsur yang) sempurna. Inilah titik kerangka referensi bersama menilai karya sastra (dan juga apa pun) dalam sistem ilmu pengetahuan paradigma baru.

SEKOLAH dan kuliah, seminar dan training, buku dan makalah, ulasan dan kritikan, tanpa menyertakan alat metode (sistem ilmu pengetahuan) pelaksanaannya hanyalah dorongan mental yang membosankan, yang tidak efektif, efesien dan produktif (Qinimain Zain).

BAGAIMANA strategi Anda?

Strategi (R)Evolusi Krisis Multidimensi

(Studi Kasus Santa Fee Institute)

(Tablomagazine BISNIS No. 21/I/28 April - 11 Mei 2005)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. DI LUAR batas suatu ukuran tertentu, kulit serangga yang mengeras tidak mampu menahan massa tubuhnya sehingga diperlukan tulang-belulang (D’Archy Thompson)

SETELAH kerusuhan 13-14 Mei 1998, Bank Dunia menyatakan krisis Indonesia sebagai krisis terburuk sepanjang sejarah modern manusia – dengan kondisi tanpa peperangan. Krisis berkepanjangan yang juga melanda pemerintahan, perusahaan dan siapa pun di belahan dunia lain ini diakui dan dinamakan krisis multidimensi. Adakah pendekatan manajemen strategi untuk masalah berat demikian?

SETIAP gagasan yang benar-benar baru mulanya seperti gagasan gila (Abraham H Maslow)

INTERNASIONAL. Santa Fee Institute, didirikan tahun 1984, di Santa Fee - sebuah kota kecil di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terkenal dengan sekelompok ilmuwan dengan visi merintis satu pendekatan multidisiplin ilmu. Ilmuwan berbagai bidang ilmu berkumpul, di antaranya dengan reputasi tinggi dibidangnya yang juga pemenang Nobel ekonomi Kenneth Arrow dan fisika Murray Gell-Mann dan Philip Anderson.

Murray Gell-Mann, pendiri Santa Fee Institute, pada bukunya The Quark and The Jaguar: Adventures in The Simple and The Complex, membahas hubungan antara quark dari dunia fisika (simple) dengan jaguar sebagai salah satu unsur keanekaragaman alam (complex). Pendekatan yang dianggap mampu menyederhanakan dan memecahkan masalah yang semula dianggap tidak mungkin diselesaikan.

Namun banyak menganggap pendekatan ini hanya mimpi yang diragukan dapat benar-benar diterapkan dan keberhasilan hanya kebetulan belaka. Tak mungkin ilmu-ilmu memiliki kompleksitas kerumitan berbeda menjadi satu, justru menambah rumit. Perselisihan puncak selalu pada hubungan ilmu-ilmu eksakta dengan (ilmu-ilmu) sosial.

NASIONAL. Konferensi Ekonofisika Intenasional, Nusa Dua, Bali, 29-31 Agustus 2002, kembali pendekatan multidisiplin mengemuka, terutama kemungkinan gabungan ilmu fisika dan ekonomi menjadi cabang ilmu baru ekonofisika. Ilmuwan diingatkan dan meneliti kemungkinan ilmu baru ini. Hubungan matematika dengan kimia tak bisa disangkal, tetapi fisika dengan ekonomi perselisihan menjadi besar. Variabel eksak fisika berlawanan dengan ekonomi yang melibatkan perilaku manusia, yang menurut sebagian besar orang tidak bisa diramalkan. Maka hubungan antar cabang ilmu masih gelap, apalagi bentuk hubungan keseluruhan cabang ilmu sebagai satu kesatuan. Lebih-lebih model sistem ilmu pengetahuan multidisiplin itu, sukar dibayangkan.

KLAIM sah paling umum dan efektif membuktikan (r)evolusi paradigma baru ilmu pengetahuan adalah memecahkan masalah yang menyebabkan paradigma lama mengalami krisis (Thomas S Kuhn)

Secara terpisah, saya sudah meneliti secara pribadi hubungan antar disiplin ilmu dekade 90-an, yang hasilnya dipublikasikan dan diberikan pada beberapa lembaga akademi besar dalam dan luar negeri secara terbatas dari tahun 2000. Jadi sebenarnya hubungan, kesatuan dan model sistem cabang ilmu sudah terpecahkan, hanya terkendala dalam difusi inovasi saja.

Jika diamati dengan cermat, ada gerak bandul (r)evolusi berayun bolak-balik, baik ilmu pengetahuan eksakta dan (ilmu) pengetahuan sosial tumbuh berkembang yang seragam dan berhubungan. Dari pemahaman konsep global membuat universalisasi, kemudian dari lokal menuju ke global membuat fortifikasi dalam paradigma Total Qinimain Zain Hologeny of Science (R)Evolution:

Pertama, Total Quality Operation (TQO), Matematika Himpunan Bilangan ke fragmen rinci Diferensial Integral, dari Asumsi Ruang Datar dari Euclid ke Ruang Lengkung dari Nikolai Ivanovich Lobatchevskii.

Kedua, Total Quality Control (TQC), Fisika Kosmologi ke fragmen rinci Fisika Kuantum, dari Relativitas ke Struktur Atom.

Ketiga, Total Quality Service (TQS), Evolusi Biologi ke fragmen rinci Genetika, dari DNA ke Kloning Gen.

Keempat, Total Quality Information (TQI), Mass Media Channel ke fragmen rinci Direct Mass Interpesonal Channel, dari Global Positioning System ke Cyberspace Online.

Kelima, Total Quality Touch (TQT), Administrasi Fungsi Manajemen ke fragmen rinci TQZ Base, Phase dan Level, dari Vertical Thinking ke TQZ Leap Thinking.

Jelas tingkah laku perubahan serupa membentuk konfigurasi yang teratur. Seperti, kalau mengamati berbagai taburan warna akan membuat pusing, tetapi sebenarnya mempunyai harmonisasi urutan berkaitan erat satu sama lain sebagai sebuah pelangi. Inilah dasar ilmu pengetahuan utuh menyeluruh sesungguhnya, sebuah paradigma baru, kini dan masa depan, yang dalam paradigma klasik cabang-cabang ilmu pengetahuan itu dikotak-kotak terpisah.

Dengan kata lain, dari pandangan makro mempengaruhi mikro dan sekarang dari mikro mempengaruhi makro, dideskripsikan dalam penemuan saya dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, JalanPath(s), TQZ Hologeny of Science (R)Evolution bahwa ilmu pengetahuan, usaha, organisasi dan pribadi mempunyai hologeni terdiri dari ontogeni atau klasifikasi dan filogeni atau deferensiasi (Lihat Diagram):





Total Qinimain Zain Hologeny of Science (R)Evolution menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah satu dan pembagian dalam cabang hanya untuk memudahkan mendalami saja. Ilmu dasar adalah Total Qinimain Zain Origin of Sciences terdiri atas cabang Mathematics (TQO), Physics (TQC), Biology (TQS), Linguistics (TQI) dan Psychology (TQT). Cabang ilmu lain berikutnya merupakan pendalaman dengan kombinasi modifikasi di antaranya. Pada diagram ini menjadi jelas hubungan antara Physics dengan Finance, Biology dengan Marketing, atau Linguistics dengan Computer.

Semakin besar ontogeni ilmu pengetahuan dari ilmu murni ke ilmu terapan, statis akan semakin berubah dinamis atau kepastian menjadi semakin tidak pasti. Begitu juga semakin besar filogeni ilmu pengetahuan dari ilmu dasar (Mathematics) ke ilmu lanjutan (Psychology), keteraturan akan semakin berubah kekacauan atau The Simple menjadi semakin The Complex. Dalam suatu sistem unsur keteraturan (order) dan kekacauan (disorder) selalu hadir, namun tak pernah mendominasi mutlak. Sistem yang terlalu teratur akan beku, tetapi terlalu banyak kekacauan sistem tak akan punya memori peristiwa sebelumnya. Kestabilan sistem bergerak mengalami ke kekacauan relatif, kemudian kekacauan bergerak menuju ke kestabilan kembali. Kestabilan atau kekacauan relatif yang semu baru.

BELAJAR ilmu pengetahuan tanpa memahami dasar dan perkembangan sistemnya, justru menjadikan banyak beban sehingga menjadikannya kurang bermanfaat (Qinimain Zain)

Jadi krisis multidimensi harus didekati dengan multidisiplin ilmu secara terpadu. Kemudian, apa memanfaatkan hal ini secara akademis, praktis dan teknis bagi lembaga dan usaha dan apa pun, serta pribadi siapa pun? Gambaran tahap urutan ilmu dasar sangat penting. Artinya, sulit keahlian bidang psikologi diraih tanpa pemahaman bahasa yang baik. Kecakapan bahasa tak mungkin memuaskan tanpa pengetian biologi sesungguhnya. Demikian pula biologi mustahil dikuasai baik tanpa dukungan fisika yang kokoh, dan akhirnya dasar fisika adalah penguasaan matematika yang kuat. Seorang berpengetahuan sosial tanpa dasar eksakta yang baik menjadikan dirinya sebatas kumpulan jargon-jargon saja tanpa mampu menyimpulkan data fenomena sebagai konseptual. Tetapi, seorang berpengetahuan eksakta tanpa mengembangkan kemampuan dasar pengetahuan sosial menjadikan ilmunya terkurung sia-sia untuknya sendiri tanpa mampu mengkomunikasikan difusi inovasi pada yang lain. Kedua-duanya merugi. Inilah sesungguhnya acuan tahap proses pengembangan pendidikan dan pelatihan dari posisi karyawan, pengawas, manajer, staf ahli dan direksi terutama berkaitan job rotation bagi lembaga, perusahaan dan pribadi siapa pun sebagai organisasi dan pribadi multidisiplin menghadapi menghadapi tantangan kini dan masa depan yang multi-problem.

HIDUP berarti menghadapi masalah, dan memecahkan masalah berarti tumbuh berkembang secara intelektual (J.P. Guilford)

Lalu, apa yang menjadi masalah utama sulit merumuskan pendekatan multidisiplin ini sebelumnya? Usaha dilakukan oleh beberapa orang ilmuwan berbagai cabang ilmu yang berkumpul, bukan berkumpul kemampuan berbagai cabang ilmu yang dimiliki oleh satu orang ilmuwan. Sehingga cabang ilmu tidak jelas yang mana berfungsi sebagai bagian tertentu, hubungan antar masing-masing dan dalam satu kesatuan, karena dipahami oleh orang yang berbeda. Inilah bedanya, mengapa saya mampu merumuskan dengan menyatukan seluruh ilmu dalam pemahaman seorang diri. Tentu dengan kerja keras, pengorbanan keras dan kemauan keras.

SAYA merasakan adanya kekosongan dan tak melihat ada orang lain yang lain yang dapat mengisinya (Rajiv Gandhi)

BAGAIMANA strategi Anda?


Catatan: Kutipan di bawah ini tanggapan atas banyaknya email, benarkah atau mungkinkah ilmu pengetahuan satu atau bersatu. Ini juga penekanan, apakah tulisan strategi di atas PENTING?

BACA kutipan di bawah ini:

(Sumber : Epochtimes 10 Desember 2007)

Tantangan Besar Ilmu Pengetahuan Masa Depan

(Suara-Suara Pemenang Nobel)

Pemenang Nobel Kimia 2007, Gerhard Ertl berbicara saat jumpa pers di Stockholm. (Soren Andersson/AFP/Getty Images)

STOCKHOLM —Pemenang Nobel penghargaan mengatakan bahwa para ilmuwan harus menerobos batasan-batasan antara kedisiplinan dan negara untuk menemukan solusi beberapa pertanyaan penting yang belum terjawab.

Saya kira ini merupakan sebuah tantangan besar bagi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan menyatu. Batasan ilmu yang membedakan antara fisika, kimia dan biologi akan semakin pudar seiring berjalannya waktu, “kata Gerhard Ertl, pemenang Nobel Kimia tahun ini dalam jumpa pers hari Jumat kemarin.

Ia mengatakan penelitian juga melebihi batasan nasional.
“Ilmu pengetahuan adalah milik dunia. Sehingga tidak ada yang namanya ilmu pengetahuan Tiongkok, tidak ada yang namanya ilmu pengetahuan Jerman, tidak ada yang namanya ilmu pengetahuan Amerika. Hal ini berarti seluruh hasil pertukaran bebas antara negara-negara berbeda sangat diperlukan,” kata Ertl.

Para ilmuwan berkumpul di ibukota Swedia dalam perayaan Nobel mingguan di mana mereka akan menerima medali dari raja Swedia.

Leonid Hurwicz, pemenang Nobel penghargaan bidang ekonomi dan tokoh paling tua yang menerima Nobel berhalangan hadir. Pujangga sastra Doris Lessing juga berhalangan hadir dikarenakan kondisi fisiknya yang kurang sehat.

Eric Maskin dari School of Social Sciences di Institut Studi Lanjut di Princeton, New Jersey, yang memenangkan penghargaan ekonomi bersama Roger Myerson dari Universitas Chicago dan Hurwicz dari Universitas Minnesota, mengatakan bahwa studi ekonomi menyentuh segala bidang mulai dari psikologi hingga ekologi.

“Saya kira ini akan menjadi trend di masa depan,” kata Maskin.

Terlalu sering kita menyaksikan perusahaan-perusahaan kita terbagi ke dalam banyak disiplin ilmu berbeda, entah itu ekonomi, antropologi, evolusioner biologi atau ekologi, namun batasan ini hanya buatan saja. Tidak ada alasan untuk mempertahankan batasan-batasan itu dan saya penuh harapan bahwa dengan berlalunya waktu berbagai batasan akan mulai menghilang.”

Myerson mengatakan berbagai pilihan kebijakan utama seperti bagaimana menghadapi pemanasan global juga harus dikaitkan di banyak disiplin ilmu. “Ini bukan hanya sebuah masalah krusial bagi dunia, atau sebuah berita tahun ini yang berkaitan dengan penghargaan Nobel lainnya di Oslo, namun ini merupakan sebuah contoh yang baik di mana ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dapat berjalan bersamaan, dan kita perlu memikirkan mengenai keduanya.”

Jawaban terkait pemanasan global berada pada ilmu pengetahuan yang sulit, katanya.

“Pada akhirnya apabila sesuatu akan selesai dilakukan, akan ada sebuah masalah sosial terkait terciptanya institusi internasional yang akan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang disarankan riset alam kami.”

Didesak mengenai ke depannya, banyak peserta forum mengatakan tentang tugas penting yang diselesaikan berkenaan masalah “batas”, “batasan” atau “titik temu” pada dua atau lebih disiplin ilmu.

Ilmuwan Perancis Albert Fert, yang bersama dengan ilmuwan Jerman Peter Gruenberg memenangkan Nobel Ilmu Alam tahun ini sekaligus pencetus teknologi inovasi ramah pelanggan seperti pemutar musik iPod, mengatakan bahwa ia tertarik pada hal elektronik molekul.

Dalam renungannya, Myerson menemukan bahwa mengapa beberapa negara terlihat sangat kaya dibanding lainnya padahal sumber daya alam dan manusia yang ter-sedia hampir sepadan, sebuah pertanyaan yang diistilahkan sebagai dark matter dalam ilmu ekonomi, akan memerlukan sebuah kesatuan antara ilmu pengetahuan politik dan teori ekonomi.

“Metodologi yang paling menjanjikan bagi saya adalah sebuah penyatuan yang sebenarnya,” katanya. (val/rtr)

Sumber: http://en.epochtimes.com/news/7-12-10/62790.html

Kutipan ini kembali menjawab beberapa email yang menanyakan ISU TERKINI (ilmu) pengetahuan sosial:

British Sociological Association (BSA) Annual Conference 2008

(28 – 30 March, 2008: Social Worlds, Natural World)

University of Warwick, Warwick, England, United Kingdom

THE theme of this conference invites engagement with contemporary debates about the relationship between the natural and the social and the ways in which the nature-culture distinction is being challenged by development within both social theory and empirical research.

A key aim of the conference will be to explore the social and sociological implication of recent development – within and sociological – which challenge the boundaries of the natural and the social in very profound ways. Such a challenge poses questions about how we understand human society and its relation to the world of nature as well as serious moral and political questions for human society.

Sociological responses to these challenges are multifaceted but remain fragmented within various sub-fields of the discipline – for example studies of the body and emotions have drawn attention to the ways in which humans are of both culture and while the emergent interest in the human – animal relationship constructs animal as part of culture.

This conference aims to generate a conversation between substantive areas of sociology and disciplinary boundaries in order to illuminate the special contribution of sociologist both to how we understand human societies and the complex questions facing them in the 21st century. (Sumber: BSA Highlight of March 2008)


Strategi (R)Evolusi Kode Organisasi

(Studi Kasus PT Indosat)

(Tablomagazine BISNIS No. 28/III/8 - 21 Agustus 2005)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. JIKA tak mengenal pesaing dan perusahaan sendiri, maka akan kalah dalam setiap persaingan. Jika mengenal perusahaan sendiri tanpa mengenal pesaing, maka setiap keunggulan yang diperoleh juga akan menderita. Tetapi, jika mengenal pesaing dan perusahaan sendiri maka akan menang diseluruh persaingan (Sun Tzu – Qinimain Zain)

“(KALAU) operator lain menawarkan hadiah menarik bagi pelanggan, kami pun (mampu) melakukan hal sama,” jawab Johan Johari, Promotion & Communication Dept. PT Indosat Cabang Banjarmasin, sebagai salah satu strategi persaingan ketat bisnis seluler meraih jumlah pelanggan dan mempertahankannya. Ini serangan balasan serupa awal Mei 2005 Program Beli Perdana/Pulsa Kebanjiran Bonus dengan hadiah utama juga Honda Jazz, terhadap tantangan perang Telkomsel yang lebih dahulu awal Februari meluncurkan Program Hoki Borneo dengan grand prize 1 unit Honda Jazz untuk pelanggan baru area Kalimantan. Sebelumnya, terbalik, Indosat menggalang outlet dengan program Front Mentari Club, diikuti Telkomsel dengan nama Outlet Community bagi pembelian kartu perdana dan pengisian pulsa dengan berbagai hadiah.

Saling intai dan serang seperti ini, mungkin belum terjadi pada usaha skala kecil seperti Es Cendol Elizabeth dari Acep Supriadi dengan Es Dawet Ayu Banjarnegara dari Taryono di Banjarmasin. Tetapi saling lirik produk, mungkin saja, contoh Supardi dari Tahu Guntung Payung dengan produk tahu mentah (putih dan kuning), goreng, bacem, Sumedang dan tahu isi dengan Manap dari Maju Lestari Landasan Ulin, sama-sama di Banjarbaru, sehingga Maju Lestari melakukan varian produk berupa kembang tahu, kripik tahu dan susu kedelai. Sikap waspada sama ditunjukkan oleh Basuki, Manager Hero, Swalayan Banjarmasin, “Masuknya kompetitor baru tak bisa dihindari. Begitulah dunia bisnis. Bisnis swalayan persaingan paling ketat mungkin dari segi harga dan pelayanan.

Saling amati, tiru dan modifikasi produk terjadi bila persaingan ketat terutama usaha baru dengan produk sulit (tak menemukan) diferensiasi. Strategi ini mudah jangka pendek, tetapi berisiko jangka panjang karena harus bertempur tak berkesudahan, jika tak meningkatkan (r)evolusi level inovasi meninggalkan pesaing (TQZ Product Innovation: TQO IN(fant)-imitation, TQC NO(viate)-addition, TQS VA(riation)-modification, TQI TI(ssue)-unification, dan TQT ON(ward)-Creation). Meniru praktek terbaik ini dikenal dengan benchmarking atau patok duga. Jepang bangkit setelah Perang Dunia II dengan strategi ini. Perusahaan mobil Jepang diam-diam membeli mobil Amerika, dengan rekayasa balik membongkar menjadi bagian-bagian kecil komponen ditiru dan diperbaiki proses produksi melalui Total Quality Control (TQC) membuat produk lebih baik, dan sukses. Jika persaingan demikian ketat, patok duga meluas tidak terbatas pada produk, tetapi juga proses kerja, fungsi staf dan kinerja organisasi, tetapi alat manajemen TQC untuk produk tak memadai memata-matai organisasi pesaing atau merekayasa organisasi berkualitas. Adakah alat strategi mata-mata organisasi tingkat lebih tinggi ini?

PENGETAHUAN itu adalah kekuasaan (Heinrich Himmler)

Sebelum membicarakan alat mata-mata bagi organisasi, pertanyaan yang mendasar adalah pentingkah mata-mata bisnis sekarang? Dalam kompetisi ketat tak ada cara lain kecuali harus unggul dalam informasi. Tidak mudah mendapatkan gagasan dan informasi pesaing, di mana masing-masing menutup rapat dan tahu pasti pesaing memasang mata-mata mengintai. Beberapa negara dan perusahaan bahkan harus menanam agen khusus di negara atau di perusahaan pesaing. Pegawai atau karyawan pesaing yang sudi membocorkan rahasia dibayar mahal, di bina dan dijalin terus-menerus. Kadang spionase bisnis terselubung halus dalam bentuk kunjungan dalih misi dagang atau pertukaran teknik dalam bentuk kerjasama. Sia-sia berharap alih teknologi dan ilmu pengetahuan suatu negara atau perusahaan dengan sukarela dan riset terbuka. Semua harus direbut dengan kerja keras dan strategi terarah.

Di negara industri maju marak muncul detektif perusahaan (corporate detective), penguasa baru era informasi. Kerja detektif bisnis ini tak hanya mematai kejahatan bisnis, tetapi juga organisasi pesaing lebih teliti, misal eksekutif dapat promosi, calon mitra bisnis, dan sumber pinjaman potensial, perusahaan sasaran akuisi atau bukti pesaing peniru paten produk untuk diajukan kepengadilan bila perlu. Cara mendapat informasi sangat serius melibatkan agen rahasia profesional, dari menyadap telepon, menganalisa kredit bank, menganalisa sampah industri, sampai menggunakan wanita perayu. Perang detektif pun terjadi, misal General Motor dan Volkswagen.

Ada contoh ambisi gigih untuk menang suatu negara dan perusahaan dalam hal ini. Tahun 1980-an, pertempuran bisnis Jepang paling tajam dibidang komputer sehingga banyak menyisihkan sumber daya agar dapat menghadapi produsen terbesar dan termaju, IBM. Jepang tertangkap skandal mencuri beberapa rahasia IBM. Lalu banyak terkejut mengetahui dua raksasa elektronik Hitachi dan Mitsubishi melakukan spionase industri di Amerika Serikat. Semua hanya merupakan sebuah puncak gunung es kegiatan yang telah berjalan lama. Intel Coporation yang dijaga ketat pun, kebobolan.

Bentuk aktivitas terorganisasi, Jepang kembali menyajikan contoh yang baik, yang begitu berpengaruh lewat aktivitas para ahli mereka. Tahun 1957, Masaaki Imai, mendapat tugas belajar lima tahun di Japan Productivity Center, Washington DC, dengan tugas utama mengantar kelompok pengusaha Jepang mengunjungi perusahaan Amerika mempelajari rahasia produktivitas industri. Naoto Sasaki, lebih sepuluh tahun selaku kordinator akademis menyertai tim puluhan manajer Jepang mengikuti seminar di Graduate School of Industrial Administration di Carnegie – Mellon University, Pittsburg. Sejak tahun 1958, Kauro Ishikawa, mengunjungi lebih dari 30 negara dengan tujuan mengamati segi positif industri luar negeri guna menerapkannya di Jepang. Jika demikian unggul dalam bisnis, wajar saja.

KUMPULKAN informasi dari seluruh sumber yang mungkin. Jangan biarkan ada satu batu pun yang tidak dibalik (Mushashi)

Untuk mengenal dan mengetahui keberagaman usaha dalam penggolongannya memerlukan penetapan ciri struktur dasar organisasi. Setelah terpenuhi TQZ Scientific System of Science dalam (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Tecnicque Millennium III Concetual Framework for Sustainable Superiority, sistem klasifikasi organisasi seksama dengan Kingdom – Class – Ordo – Family – Genus – Species yang tercermin dalam sebuah TQZ Scientific Name of Organization, dapat digunakan sebagai Kunci Dikotomi Identifikasi atau Idented Dichotomous Key bernomor. Kini, tata nama organisasi ini menjadi salah satu cabang ilmu aplikasi paradigma TQZ yaitu TQZ Systemanagement, yang dasarnya satu syarat TQZ Scientific System yaitu TQZ Mathematical Order: Code, International Code of Nomenclature, di mana TQO Employee fungsinya Operation dengan kode O, TQC Supervisor (Control-C), TQS Manager (Service-S), TQI Senior Manager (Information-I), dan TQT Director (Touch-T). Dengan sistem kode ini sebuah organisasi dapat dirumuskan dalam kode TQZ Methazain Series, TQZ Organization Diagram, TQZ Organization Pattern, TQZ Binomium System, dan lain-lain. Di sini contoh lebih mudah dan rumit dipahami TQZ Organization Pattern dan TQZ Binomium System (Lihat Kotak).


Dengan kode organisasi membuat siapa pun mudah menjadi detektif kawakan mampu mengidentifikasi bagian-bagian hal vital suatu usaha. Contoh penerapan, bagi distro seperti Rafi’i dengan Skool Girl, Wawan Three Star, dan Rizal Jauhari dari Frozen, saat berburu barang dagangan di Bandung, Jakarta, Surabaya, atau Malang, jangan hanya mengamati trend anak muda di sana, tetapi juga struktur organisasi distro yang maju. Identifikasi kelebihan personel tiap jenjang organisasi dengan TQZ Code of Organization Nomenclature, kalau perlu bagian-bagian itu beri catatan kaki biodata atau ketrampilan khususnya. Tahap skala usaha ini, tidak perlu menyewa mantan agen intelijen profesional atau menyewa agen Kroll Assocites perusahaan detektif atau Investigate Group Inc. terkenal spesialis bidang ini di industri dunia. Hal sama bisa dilakukan perusahaan apa pun, baik pembiayaan, main dealer otomotif, bank, rumah laundry, galeri, rumah makan, gerai seluler, dan usaha bisnis lainnya terhadap pesaing, cukup memberdayakan staf dari divisi research & development saja. Dan, selain itu penerapan kode organisasi yang lebih penting mengamati struktur organisasi usaha sendiri, sehingga bentuk kekuatan dan kelemahan yang dulu kabur bahkan gelap, diketahui.

DALAM pengelolaan perusahaan kalimat tidak cukup mampu memberi pengertian, karenanya harus diganti dengan tanda dan gambar. Dengan demikian perusahaan dapat dikelola menjadi satu kesatuan gerakan (Sun Tzu – Qinimain Zain)

BAGAIMANA strategi Anda?


Strategi (R)Evolusi Resep Manajemen

(Studi Kasus Klinik Utama Panasea)

(Tablomagazine BISNIS No. 49/II/25 November - 10 Desember 2006)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. SEBUAH penemuan penyebab perubahan cara padang (paradigm) semuanya desktruktif dan sekaligus konstruktif (Thomas S. Kuhn).

DI JL A. Yani, bersebelahan RSUD Ulin, Banjarmasin, ada Laboratorium Klinik Utama Panasea, milik Handy Indrajaya, seorang dokter spesialis patologi klinik. Di klinik ini, menerima pasien yang Atas Permintaan Dokter (APD) dan Atas Permintaan Sendiri (APS). Menurut Andri analisis laboratorium Panasea, “Ada memang yang datang atas kemauan sendiri. Tapi juga ada yang awalnya menggunakan jasa Panesea lewat APD dulu, kemudian setelah itu ada beberapa yang kemudian APS rutin check up di tempat kami.”

Nama layanan ini sangat tepat. Klinik berarti balai pengobatan, Utama - yang paling unggul dan Panacea - obat mujarab. Sesuai kriteria laboratorium bahwa klinik terbagi dua, yaitu lab pratama di bawah tanggungjawab dokter umum yang sudah berpraktek minimal tiga tahun dan lab utama utama tanggungjawab oleh dokter spesialis patologi klinik, sedang segi layanan ditawarkan tidak ada perbedaan, seperti tes darah, urin, kolesterol, tes kadar gula dalam darah, dan asam urat.

Lalu, apa yang dapat diteladani pada sebuah klinik dihubungkan dengan penemuan (r)evolusi cabang ilmu administrasi dan manajemen ilmiah modern yang baru?

TINDAKAN sebenarnya dalam penemuan apa pun bukanlah menemukan tanah baru, melainkan melihat dengan pandangan mata baru (Marcel Proust).

Bila berbicara strategi mengelola kreativitas pikiran, hampir semua orang sekarang mengacu ilmuwan Edward de Bono, pengajar di beberapa univesitas bergengsi seperti Oxford, Cambridge dan Harvard, yang menulis puluhan buku demikian baik sejak The Use of Lateral Thinking (1967). Namun, dalam penelitian saya belum cukup, untuk mudah berpikir kreatif yang inovatif memerlukan tahapan sistematis. Tanpa tahapan sistematis, metode seperti lateral thinking atau berpikir menyimpang maupun brainstorming, tak terarah, tak terukur dan menyita waktu banyak. Untuk hal ini, dalam paradigma Total Qinimain Zain (TQZ), ilmu pengetahuan administrasi dan manajemen ilmiah modern, menyediakan TQZ Benchmark Leap Thinking, dimulai dari TQO Regular, memandang sesuatu dengan cara pandang yang tetap, lalu TQC Move, bergerak, TQS Shift, bergeser, TQI Jump, melompat, dan TQT Cross, memandang sesuatu dengan cara pandang menyeberang bidang itu. Dan, penemuan besar biasanya dilakukan dengan pandangan melintas batas (TQT Cross) dengan bantuan alat berupa teknologi baru atau teori baru.

Contoh, dalam The Structure of Scientific Revolutions (1962), Thomas S. Kuhn menjelaskan John Dalton penemu teori atom sebelumnya bukan ahli dan berminat terhadap kimia. Ia seorang meteorolog yang menyelidiki masalah fisika penyerapan gas oleh air dan air oleh atmosfer, mendekati masalah dengan paradigma fisika yang berbeda dengan para ahli kimia saat itu, sehingga mampu merumuskan reaksi atom dengan atom lainnya hanya dapat bergabung dalam perbandingan bilangan bulat sederhana.

Begitu juga saya, sebelum mempelajari, meneliti dan merevolusi (ilmu) pengetahuan sosial, termasuk adminstrasi dan manajemen, saya sebagai seorang dengan basic ilmu pengetahuan eksakta yang mantap, sehingga mendekati masalah dengan paradigma eksakta yang berbeda dengan ahli sosial, administrasi dan manajemen lain. Seperti halnya John Dalton, terpaksa atau memaksa sengaja melakukan pola pikir TQT Cross, karena dalam praktek mengelola usaha, merasakan bahwa paradigma lama (ilmu) pengetahuan sosial tidak mampu menjawab masalah yang dihadapi, kecuali dirombak menjadi paradigma baru, TOTAL TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millenium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority. Paradigma yang akhirnya berhasil membuka banyak cabang ilmu administrasi dan manajemen baru, yang kehebatannya akan dibuktikan sekarang.

ILMUWAN tidak dapat mencari bantuan yang melebihi apa yang dilihatnya dengan alat yang digunakannya (Thomas S. Kuhn)

Sejak lama saya sadar, bahwa berprofesi sebagai konsultan (manajemen strategis) setara dengan profesi dokter. Hanya saja, jika dokter berkaitan dengan kesehatan dan penyakit seseorang atau sekelompok orang, konsultan dengan kesehatan dan penyakit usaha seseorang atau organisasi. Atas pertimbangan itu program acara saya di PT Radio Swara Cakrawala Martapura (Radio M) 101,7 FM dinamakan Klinik M Strategi (R)Evolusi. Dan, lebih jauh lagi, di kediaman (sementara) di Banjarbaru, diberikan nama Klinik Total Qinimain Zain. Tak hanya sampai di situ, setiap relasi yang konsultasi, mendapat layanan perlakuan standar sistematis kedokteran. Bagi mereka yang perlu perawatan manajemen lebih intensif seperti seminar atau pelatihan keahlian khusus yang bukan spesialis saya, diberikan TQZ Recipe rujukan kepada mitra beberapa lembaga pendidikan tertentu di Banjarbaru dan Martapura. Dan, hampir semua relasi memuji bahwa inilah standar layanan profesional seharusnya.

Sebenarnya gagasan konsultan (manajemen) usaha sama seperti penanganan dokter dengan pasiennya, dikemukakan para ahli sejak lama. Ini dibuktikan dengan istilah kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, penuaan dan kematian usaha. Perusahaan kadang mengalami sakit yang mirip sakit manusia, seperti istilah depresi mania, sizopherenia, paranoid, neurotik, intoksikasi, dan sebagainya. Malah, ada konsultan manajemen yang mengklaim menekuni keahlian spesialiasi penyehatan perusahaan. Karenanya, dalam paradigma TQZ pun, dibuka cabang ilmu TQZ Medicamanagement, spesialis konsultasi penyehatan perusahaan itu. Ini tidak mudah, namun membawa berkah membuka lagi beberapa cabang khusus di antaranya TQZ Recipemanagement, benchmark mata kuliah ilmu resep kedokteran. Inilah kaitannya mengapa studi kasus dengan Laboratorium Klinik Utama Panasea, dokter Handy Indrajaya, karena dalam prakteknya selalu mengeluarkan resep obat.

Jika seseorang berobat ke Klinik Utama Panasea atau di rumah sakit, setelah diperiksa dokter akan mendapat resep obat yang harus dibeli atau ditebus, dengan tulisan aneh sulit dimengerti orang awam. Ini menjadi pameo, bila seseorang tulisannya jelek maka akan dikatakan atau disindir dengan tulisan dokter. Ternyata, dalam profesi paramedis ini merupakan cabang ilmu tersendiri, seperti wartawan dengan tulisan stenonya.

Lalu, bagaimana hal ini dalam ilmu administrasi dan manajemen klasik? Ada dan dikenal dalam kesekretariatan dengan kelengkapan surat berupa kartu kendali, lembar disposisi, lembar pengantar, lembar teguran, lembar cross reference, dan bon pinjam, tetapi belum berkembang sebanding ilmu resep. Salah satu sebabnya belum memiliki singkatan kata bagi ilmu administrasi dan manajemen, yang kini dipenuhi TQZ Recipemanagement Acronym (2000) (Contoh, Lihat Kotak).




Jika ilmu resep kedokteran berupa singkatan bahasa Latin, paradigma TQZ Recipemanagement AcronymTotal Qinimain Zain Recipemanagement Acronym dalam bahasa Inggris (diterbitkan oleh Ikatan Intelektual Indonesia (Triple I) Agustus 2006, dalam edisi terbatas, seperti juga puluhan buku saya yang lain).

RESEP adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien (Art. 45 W.G).

Ilmu TQZ Recipemanagement penting bagi profesi konsultan, trainer dan klien. Bagi konsultan sebuah TQZ Recipe merupakan bukti rekaman perlakuan yang berguna bagi kemajuan apa yang ditingkatkan atau dibenahi, sejauh mana apa yang disarankan diterapkan. Demikian juga bagi trainer dan klien, sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya malapraktek karena semua dapat diminta tanggungjawabnya. Misal, apakah konsultan memberikan resep yang benar, trainer melaksanakan anjuran resep dengan baik, serta klien mematuhi perlakuan resep dengan tepat, sehingga jika terjadi kekurangan atau kekeliruan diketahui letaknya. Dari sini, setiap orang akan menghargai yang lain dan tidak sembarangan. Maka kredibilitas profesi pun akan timbul di sini.

Dalam TQZ Recipemanagement, sebuah resep harus memuat Pertama, TQO R(ule), Aturan, Aturan penerapan perlakuan yang tertulis. Tanda TQZ R/ pada bagian kiri setiap penulisan TQZ Recipe. Kedua, TQC E(stimate), Kalkulasi. Nama setiap perlakuan atau takaran komposisi perlakuan. Tanda seru dan paraf konsultan untuk TQZ recipe yang memberikan perlakuan yang jumlahnya melebihi ukuran maksimal. Ketiga, TQS C(andidate), Calon. Identitas calon, pasien, orang atau kelompok orang dan nama serta alamatnya. Keempat, TQI I(dentification), Identifikasi. Tanggal penulisan resep. TQZ Recipe yang memberikan level strategi harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh ada iterasi (ulangan), untuk dipakai sendiri, alamat klien dan aturan pakai yang jelas, tidak boleh ditulis sudah tahu pakainya. Kelima, TQT PE(rmission), Izin. Signatura atau tanda tangan sebagai tanggungjawab. Nama, alamat dan nomor izin praktek konsultan Tanda tangan atau paraf konsultan penulis

KITA semua hidup di bawah langit yang sama, tetapi tidak semua orang punya cakrawala yang sama (Konrad Adenaeur)

Kembali ke Klinik Utama Panasea dan dokter Handy Indrajaya. Dari uraian sangat jelas bahwa setinggi apa pun gelar bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen seseorang, dalam kasus ini, apakah organisasi, universitas, perusahaan, koperasi, konsultan, atau pribadi, harus belajar pada klinik dan dokter Handy. Atau bahkan belajar pada seseorang dan cabang ilmu lain yang lebih mantap, siapa pun dia dan apa pun cabangnya. Karenanya, tidak ada hak istimewa siapa pun melarang atau mengaku orang lain tidak pantas atau tidak pandai mempelajari cabang ilmu pengetahuan apa pun. Yang lain, ilmu pengetahuan (baru) hanya di dapat dari praktek atau penelitian di lapangan dan hanya karya yang menunjukkan seseorang ahli dalam bidang itu. Karenanya pula, menyedihkan bila di milenium ketiga ini masih ada yang berpendidikan tinggi terkena sindrom bagai katak di bawah tempurung (cabang ilmu) atau tak sadar bahwa dunia memang tidak selebar daun kelor (ruang kelas). Namun meski demikian, hanya lembaga akademilah yang sah memberikan gelar akademi dan yang berpendidikan formal memungkinkan relatif lebih mudah menguasai cabang ilmunya. Jika sungguh-sungguh, tentu saja.

ILMU pengetahuan tidak hanya melintasi batas-batas internasional, tetapi mengaburkan perbedaan antara keahlian yang dahulu amat terpisah. Penemuan di satu bidang yang disampaikan ke bidang lain kadang memulai perkembangan dan penemuan pada bidang lain yang jauh berbeda (Manfred Eigen).

BAGAIMANA Strategi Anda?

Catatan: Tulisan dibawah ini sengaja ditampilkan lebih dahulu untuk menggambarkan bagaimana komentar mereka terhadap terhadap (R)Evolusi Ilmu Pengetahuan Sosial (tercakup pula Administrasi dan Manajemen) setelah kuliah umum, simposium, seminar, pelatihan dan lain-lain. Selain itu, merupakan tanggapan atas beberapa email yang menanyakan betapa sulitnya strategi memasarkan produk atau inovasi baru.

Strategi (R)Evolusi Kekuatan Difusi

(Studi Kasus Apple Computer)

Tablomagazine BISNIS No. 54 /II/November – Desember 2007

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. DENGAN adanya penjelasan tentang paradigma Total Qinimain Zain secara panjang lebar Arah - Jalan – Langkah, membuka pengetahuan saya untuk sukses. Tak ada kalimat lebih tulus daripada ucapan terima kasih tak terhingga atas semua yang diberikan (Syamsuddin Noor, Ketua BEM Sekolah Tinggi Ilmu Manajamen Indonesia Banjarmasin).

ADA sangat banyak kisah dramatis awal sebuah produk sukses dalam menembus tembok difusi inovasi hingga diterima atau dipuja pemakainya. Di tahun 1972, Gary Bone, seorang insinyur muda dari Texas Instrument (TI) mendapatkan paten tentang sebuah komputer lengkap dalam satu chip atau mikro prosesor, namun pejabat TI memandangnya sebagai seorang remaja hijau gila-gilaan dan tak seorang pun terpikat. Ketika berhasil menjelaskan dan meminta pendapat ahli senior TI, kembali diremehkan dengan komentar bahwa semakin lama komputer menjadi semakin besar, bukan semakin kecil. Ia kesulitan mendapatkan mitra untuk penemuannya itu. Berikutnya, ketika Steve Jobs dan Steve Wozniak mencoba menjual gagasan tentang kebutuhan komputer pribadi, tak satu pun atasannya di Atari dan Hewlett-Packard tertarik, sehingga mereka bertekad menangani sendiri dengan membentuk usaha Apple Computer.

Contoh lain, di masa Perang Dunia II, awal tahun 1939 Lise Meitner, Otto Hahn dan Fritz Strassmann melaporkan penelitian bahwa penyerapan neutron-neutron kadangkala menyebabkan atom-atom uranium jadi terpisah-pisah. Para ahli fisika waktu itu melihat dan membayangkan potensi sebagai senjata militer dari reaksi berantainya. Lalu, tanggal 2 Agustus, Albert Einstein menyakinkan pemerintah akan hal itu dengan menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt, “…leads me to expect that the element uranium ay be turned into a new and important source of energy in the immediate future. … This phenomenon would also lead to the construction of bombs, and it is conceivable … that extremely powerful bombs of new type, carried by boat or exploded in a port, might very well destroy the whole port together with some of the surrounding territory…” Bom atom pun akhirnya diciptakan, yang kemudian diledakkan di Nagasaki dan Hiroshima di tahun 1945 menyudahi perang dan dunia pun berubah.

Strategi apa dapat dipelajari di sini untuk mengajukan sebuah ide atau memasarkan produk baru dalam sebuah organisasi atau suatu usaha, dengan dilema penyebaran efektif dan keamanan bagi pemilik penemuan?

SAYA merasa bangga mengetahui paradigma Total Qinimain Zain, mudah-mudahan dengan teori tersebut bisa meraih masa depan sesuai dengan potensi yang ada pada diri. Saya berterima kasih dengan ilmu pengetahuan yang telah diberikan (Taufikurrahman, Ketua BEM Fak. Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin).

Difusi inovasi adalah satu fase kritis yang sangat menentukan bagi sebuah produk, karir inovator, dan sebuah organisasi atau perusahaan untuk tumbuh dan berkembang sukses di masa depan. Ini dikarenakan difusi inovasi berkaitan dengan kepetingan inovator dengan adopter atau produsen dengan konsumen, yang sering menyaratkan perubahan perilaku adopter atau konsumen yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Yang lain, penolakan hasil gagasan atau produk yang didapat dengan susah-payah akan membuat penemu sangat kecewa dan rugi, karena mungkin hanya itulah satu-satunya harapan hidupnya. Yang lebih pahit, sering terjadi suatu gagasan atau penemuan seseorang diakui atau dicuri dan dinikmati oleh orang lain, sedang penemu tidak mendapat apa-apa. Contoh tragis, nasib William Thomas Green Morton berseteru dengan Charles T. Jackson dalam penemuan obat bius, serta dokter dan rumah sakit tak mau membayar imbalan, membuatnya frustasi berujung kematian.

Sebaliknya, penolakan sebuah penemuan sangat merugikan calon penerima bila ternyata penemuan itu kemudian hari benar-benar penting bagi organisasi atau perusahaan. Mengapa sangat merugikan? Sebab tak tanggap terhadap inovasi baru yang diajukan akan membuat atasan, organisasi atau perusahaan kehilangan sumber daya yang terbaik karena keluar dari organisasi, atau perusahaan. Tetapi kemalangan belum cukup. Yang lebih mengerikan inovator menantang di pasar dengan membentuk perusahaan pesaing atau bergabung dengan pesaing, sebagai pesaing tangguh karena sudah mengenal seluk beluk perusahaan asal. Strategi yang tepat, jika menemukan gagasan apa pun yang terbaik adalah menerima terbuka dan kemudian mengujinya secara bertahap dengan budaya intrapreneurship – budaya wiraswasta di dalam birokrasi usaha. Sejarah bisnis penuh contoh keteledoran, amnesia bahwa yang abadi hanyalah perubahan.

ALHAMDULILLAH, dengan penemuan paradigma baru Total Qinimain Zain ini, Arah - Jalan – Langkah menyelesaikan masalah menjadi jelas. Saya berharap dapat menerapkannya untuk keluarga, kawan, negara dan kemajuan ilmu pengetauan Indonesia (Hendra, Mahasiswa Jurusan Studi Pembangunan, Fak. Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin).

Lalu bagaimana dengan penemu yang juga rawan kelemahan dalam mengumumkan penemuan? Strategi juga sama, yang terbaik memberikan dan menguji relasi, atasan, organisasi dan perusahaan secara bertahap pula. Tawarkan keuntungan konsesi tertentu dengan menyimpan beberapa konsesi cadangan, untuk mendapat kepercayaan konsesi tertentu pula. Jika ternyata relasi menanggapi konsesi positif dan dapat dipercaya, berikan konsesi lebih dari apa yang ditawarkan, sehingga menimbulkan rasa puas dan penghargaan yang dalam. Jika konsesi ditolak, seorang inovator dapat menawarkan konsesi yang lebih (namun masih menyimpan beberapa konsesi) daripada yang ditawarkan sebelumnya kepada pesaing yang akan mengejutkan relasi pertama yang menolak. Dan, pastikan hukuman pada satu orang adalah pelajaran untuk semua (calon) relasi yang lain: Menolak suatu keuntungan mungkin akan membuat siapa pun dapat bertahan, tetapi jika keuntungan itu berpindah menjadi milik pesaing merupakan bencana. Al Capone pernah berkata, “Kamu bisa mendapatkan hasil lebih banyak dengan kata-kata manis dan sepucuk senjata, daripada kata-kata manis saja.”

Meski demikian, menurut Roger Dawson dalam Secret of Power Persuasion (1992), bahwa tawaran konsesi dengan hukuman atau ancaman hanya ditujukan kepada seseorang yang tidak akan menyakiti balik. Tetapi juga jangan gentar, karena menurut Al Ries dalam Focus (1996) bahwa besar ukuran sesuatu bukan ukuran kekuatan. Di era teknologi maju sekarang, seseorang, organisasi atau suatu usaha relatif kecil, dengan bantuan alat teknologi mampu menggandakan lipat kekekuatan tak terhingga. Misal, dengan bantuan internet siapa pun dapat menjalin aliansi strategis dengan seseorang, organisasi, dan bahkan suatu negara, di daerah, pulau dan bahkan di benua lain tanpa dicegah siapa pun atau lembaga mana pun.

PEMBAHASAN mengenai paradigma Total Qinimain Zain banyak manfaatnya bagi pribadi dan perusahaan, serta pemahaman ilmu pengetahuan menjadi jelas (Ermawati, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Lembaga Pendidikan Profesional Rajawali Duta Computer, Martapura - Yogyakarta).

Dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Diffusion Power of Adoption, (Lihat Diagram) penyebaran atau penerimaan dengan hambatan atau penolakan apa pun sangat ditentukan oleh perimbangan kekuatan antara inovator dengan.adopter atau produsen dengan konsumen. Jalan (Path(s)), inovator yang kuat (TQO Coersive) dapat menerapkan ancaman (kerugian) agar diterima adopter, sebaliknya yang lemah (TQT Reward), mengiming hadiah (keuntungan) menerima difusi suatu inovasinya. Dalam paradgma TQZ, dahulukanlah motivasi potensial atau imbalan, dan jika sudah tercapai atau tidak berjalan lanjutkan dengan motivasi kinetik atau ancaman. Misalnya dalam mengelola perusahaan, tawarkan gaji, jabatan, fasilitas atau hadiah untuk target sasaran pekerjaan tertentu dengan melakukan efektivitas kerja (motivasi potensial), tetapi setelah tercapai mintalah mempertahankan prestasi dengan ancaman pengurangan gaji atau tunjangan, pencopotan jabatan atau mutasi, untuk jangka waktu tertentu dengan melakukan efesiensi kerja (motivasi kinetik). Jika ternyata juga berhasil, lakukan kembali motivasi potensial atau imbalan untuk target baru.

SAYA bersyukur kepada Allah SWT mendapatkan paradigma Total Qinimain Zain dan memotivasi saya untuk melakukan perubahan Arah – Jalan – Langkah ilmu saya menuju yang lebih baik (Adam Nugraha, Ketua BEM, Jurusan Administrasi Niaga Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Banua Banjarmasin).

Ada hal yang penting menentukan kesuksesan sebuah difusi inovasi atau pemasaran produk baru di pasar, yaitu menentukan titik penetrasi awal. Mendapatkan konsumen dalam jumlah besar atau relasi besar dalam memasarkan produk baru adalah sesuatu yang ideal, tetapi hampir mustahil. Mengapa? Agen besar, perusahaan atau organisasi besar, memandang remeh dan tidak mau mengambil risiko terhadap hal baru, selain rumit dengan birokrasi yang panjang. Penelitian Everett M. Rogers (1983) dalam Diffusion of Innovations, membagi kategori pengadopsi dengan inovator, pengadopsi awal, mayoritas awal, mayoritas lambat, dan kelompok lambat sangat baik sebagai pertimbangan melaksanakan difusi inovasi. Dalam praktek, tidak ada salahnya mencoba melakukan pendekatan pada konsumen besar atau perusahaan besar nomor satu dibidangnya, meskipun akhirnya sering sekadar memberi informasi keberadaan inovasi. Tetapi, sasaran strategis sebenarnya adalah konsumen besar atau perusahaan besar nomor dua dan tiga dibidang tersebut. Konsumen atau perusahaan nomor dua dan tiga ini lebih mudah menerima inovasi daripada nomor satu dan mau melakukan sesuatu yang memberikan harapan untuk tumbuh berkembang lebih besar. Sesungguhnya, nomor dua atau nomor tiga inilah yang akan menjadi nomor satu di masa depan. Mitra strategis ini disebut para ahli strategi sebagai Lokasi Beta, lokasi pertama kali mencobakan produk menjalani tanggapan konsumen atau pasar untuk proses modifikasi menjadi produk unggul sejatinya.

DENGAN adanya paradigma Total Qinimain Zain, kita dapat mengetahui lebih luas tentang ilmu pengetahuan dan administrasi bisnis secara menyeluruh (Fathiatul J, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri, Banjarmasin).

Kembali ke kasus inovasi Gary Bone, Steve Jobs dan Steve Wozniak yang ditolak karena hanya menawarkan keuntungan saja. Berbeda dengan surat Albert Einstein yang ditanggapi cukup cepat, karena disamping adanya kemungkinan keuntungan, juga adanya kekhawatiran kerugian sangat besar bila militer Nazi Jerman lebih cepat mengembangkan bom atom. Catatan penting lain, perubahan inovasi masa depan, baik berupa pasar, ilmu pengetahuan dan teknologi sering awalnya selalu tampil kecil remeh atau tidak menampakkan bentuknya dalam angka kuantitatif yang jelas. Ketika perubahan atau inovasi itu sudah nampak utuh besar, sudah tidak bersahabat, terlambat dan memakan korban bagi yang semula tak menanggapinya. Suatu perubahan atau inovasi dapat dianalogikan menemukan anak harimau dan harimau dewasa di hutan. Anak harimau kecil bila tanggap dapat dipungut dan dipelihara berguna untuk pertunjukan sirkus, sedang harimau dewasa bisa menerkam. Begitu juga, bawahan atau inovator dengan inovasi tidak ditanggapi berubah menjadi penantang atau beraliansi dengan pesaing tangguh. Jika pun ada tawar-menawar konsesi ulang, mereka bukanlah bawahan, relasi atau anak harimau jinak yang dikenal sewaktu pertama kali dulu.

Dunia berubah, posisi berubah, kekuatan difusi adopsi dapat berbalik arah.

PARADIGMA Total Qinimain Zain bermanfaat bagi saya, walau baru sebagian kecil yang diketahui, tetapi saya yakin bermanfaat bagi semua bidang, terutama di kalangan akademis (Eko Priyanto, Ketua BEM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Banjarmasin).

BAGAIMANA strategi Anda?


Strategi (R)Evolusi Paradigma Baru:

FEELING IS BELIEVING. SESEORANG hanya dapat mengerjakan sesuatu dengan ilmu pengetahuan yang diketahuinya saja (Ferdinand Foch)

AKAR masalah dan pemecahan pengelolaan apa pun, bagi sebuah negara, daerah, departemen, organisasi, produk dan pribadi di mana pun, di seluruh dunia sekarang ini adalah, berkaitan dengan Sistem Ilmu Pengetahuan, yang sebelum tahun 2000 belum terpecahkan.

Saya ilmuwan dan praktisi manajemen, dan telah merumuskan Sistem Keteraturan Ilmiah Ilmu Pengetahuan, sehingga terjadi (r)evolusi Ilmu Pengetahuan Sosial, tercakup pula Administrasi dan Manajemen (2000). Informasi ini sangat-sangat penting bagi siapa pun, untuk kemajuan sebuah negara, daerah, departemen, organisasi, produk dan pribadi. Mohon dengan sangat-sangat dicermati.

Paradigma baru TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority – The (R)Evolution of Social Science, The Modern Scientific Administration and Management telah banyak memecahkan masalah kertas kerja manajemen strategi, diantaranya: (1) Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu Pengetahuan, (2) Strategi (R)Evolusi Satuan Ukuran, (3) Strategi (R)Evolusi Definisi, (4) Strategi (R)Evolusi Kewirausahaan, (5) Strategi (R)Evolusi Inovasi Produk, (6) Strategi (R)Evolusi Merek Produk, (7) Strategi (R)Evolusi Informasi Posisi, (8) Strategi (R)Evolusi Identitas Semboyan, (9) Strategi (R)Evolusi Mengelola Isu, (10) Strategi (R)Evolusi Siklus Komunikasi, (11) Strategi (R)Evolusi Kesetiaan Pengecer, (12) Strategi (R)Evolusi Krisis Multidimensi (13) Strategi (R)Evolusi Suara Pelanggan, (14) Strategi (R)Evolusi Melompat Bahan, (15) Strategi (R)Evolusi Kesetiaan Bujukan, (16) Paradoks Budaya, (17) Strategi (R)Evolusi Rantai Nilai, (18) Strategi (R)Evolusi Tata Pemerintahan yang Baik, Strategi (R)Evolusi Tempat Usaha, (19) Strategi (R)Evolusi Manajemen Transisi, (20) Strategi (R)Evolusi Perencanaan Operasional, (21) Strategi (R)Evolusi Kode Organisasi, (22) Strategi (R)Evolusi Persepsi Kerja, (23) Strategi (R)Evolusi Sejarah Organisasi, (24) Strategi (R)Evolusi Kreativitas Gagasan, (25) Strategi (R)Evolusi Masa Depan, (26) Strategi (R)Evolusi Kepemimpinan Persaingan Global, (27) Strategi (R)Evolusi Kolom Media, (28) Strategi (R)Evolusi Migrasi Budaya, (29) Strategi (R)Evolusi Senjata Rahasia, (30) Strategi (R)Evolusi Posisi Pemasaran, (31) Strategi (R)Evolusi Manajemen Modern, (32) Strategi (R)Evolusi Resep Manajemen, (33) Strategi (R)Evolusi Bentuk Perusahaan, (35) Strategi (R)Evolusi Siklus Hidup Produk, (36) Strategi (R)Evolusi Kriteria Pemimpin, (37) Strategi (R)Evolusi Karakteristik Produk, (38) Strategi (R)Evolusi Kompetensi Sistem Pendidikan, (39) Strategi (R)Evolusi Keunggulan Berkelanjutan Tumbuh, (40) Strategi (R)Evolusi Keunggulan Berkelanjutan Berkembang, (41) Strategi (R)Evolusi Keunggulan Layanan Pelanggan Ke Luar, (42) Strategi (R)Evolusi Layanan Pelanggan Ke Dalam, (43) Strategi (R)Evolusi Pengadaan Bahan, (44) Strategi (R)Evolusi Efesiensi Usaha, (45) Strategi (R)Evolusi Fungsi Pengerjaan, (46) Strategi (R)Evolusi Sebab Kinerja Buruk, (47) Strategi (R)Evolusi Hukuman Kesalahan, (48) Strategi (R)Evolusi Tahap Perumbuhan Usaha, (49) Strategi (R)Evolusi Mengelola Informasi, (50) Strategi (R)Evolusi Dimensi Kualitas Ke Luar, (51) Strategi (R)Evolusi Dimensi Kualitas Ke Dalam, (52) Strategi (R)Evolusi Kerangka Referensi, (53) Strategi (R)Evolusi Karakteristik Pribadi Profesional, (54) Strategi (R)Evolusi Misi Organisasi, (55) Strategi (R)Evolusi Adaptasi Usaha, (56) Strategi (R)Evolusi Tipe Perusahaan Pemasaran, (57) Strategi (R)Evolusi Daya Ungkit Sumber Daya, (58) Strategi (R)Evolusi Iklan Membujuk, (59) Strategi (R)Evolusi Tantangan Kepemimpinan, (60) Strategi (R)Evolusi Manajemen Konflik, (61) Strategi (R)Evolusi Kriteria Wawancara, (62) Strategi (R)Evolusi Berbicara Efektif, (62) Strategi (R)Evolusi Manajemen Rencana, (63) Strategi (R)Evolusi Teknik Mesin Produksi, (64) Strategi (R)Evolusi Segmentasi Pasar, (65) Strategi (R)Evolusi Karakteristik Pribadi Organisasi, (65) Strategi (R)Evolusi Manajemen Wewenang, bahkan (66) Strategi (R)Evolusi Transisi Revitalisasi Pertanian, (67) Strategi (R)Evolusi Potensi Anggrek, (68) Strategi (R)Evolusi Prinsip Puisi, (69) Strategi (R)Evolusi Apasia Sastra dan dan lain-lain. Semuanya dijelaskan dengan studi kasus dan diagram lengkap. Ini membuktikan paradigma TQZ dapat digunakan untuk cabang ilmu aplikasi apa pun.

Selain itu, ada ratusan manajemen strategi usaha praktis Paradigma baru TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority – The (R)Evolution of Social Science, The Modern Scientific Administration and Management memecahkan masalah usaha seperti: (1) Strategi Rahasia Gadai Ponsel, (2) Strategi Rahasia Bengkel Melukis Bodi Motor, (3) Strategi Rahasia Rental Komputer, (4) Strategi Rahasia Bengkel Las Pagar, (5) Strategi Rahasia Servis Handphone, (6) Strategi Rahasia Pedagang Roti, (7) Strategi Rahasia Dagang Tahu, (8) Strategi Rahasia Dagang Martabak, (9) Strategi Rahasia Dagang Kurma, (10) Strategi Rahasia Abon Ikan Tenggiri, (11) Strategi Rahasia Salon Muslimah, (12) Strategi Rahasia Butik Busana Muslim, (13) Rahasia Toko Boneka, Strategi Rahasia Toko Buku, (14) Strategi Rahasia Tempat Penitipan Anak, (15) Strategi Rahasia Warung Nasi Goreng, (16) Strategi Rahasia Rumah Makan Modern, (17) Strategi Rahasia Warung Makan Presto, (18) Strategi Rahasia Warung Makan Lesehan, (19) Strategi Rahasia Warung Makan Resep Asing, (20) Strategi Rahasia Usaha Bunga Anggrek, (21) Strategi Rahasia Ikan Hias Akuarium, (22) Strategi Rahasia Dagang Cendramata, (23) Strategi Rahasia Perajin Anyaman Eceng Gondok, (24) Strategi Rahasia Merajut Bunga Pengantin, (25) Strategi Rahasia Warung Makan Ayam Goreng, (26) Strategi Rahasia Usaha Bubur Ayam, (27) Strategi Rahasia Soto Ayam, (28) Strategi Rahasia Jagung Bakar, (29) Strategi Rahasia Warung Nasi, (29) Strategi Rahasia Usaha Penjahit Bordir, (29) Strategi Rahasia Usaha Pijat Tradisional, (30) Strategi Rahasia Salon Kecatikan Tradisional, (31) Strategi Rahasia Warung Kopi, (32) Strategi Rahasia Usaha Tempat Kos, (33) Strategi Rahasia Barang Bekas, (34) Strategi Rahasia Kursus Mengemudi, (35) Strategi Rahasia Kios Kaca Film Mobil, (36) Strategi Rahasia Usaha Sablon, (37) Strategi Rahasia Sup Kambing, (38) Strategi Rahasia Kue Wajik, (39) Strategi Rahasia Kue Brownies, (40) Strategi Rahasia Penulisan dan Penerbitan Buku, (41) Strategi Rahasia Bakso Gerobak, (42) Strategi Rahasia Servis Playstation, (43) Strategi Rahasia Jasa Stel Velg Roda Kendaraan, (44) Strategi Rahasia Melukis Botol, (45) Strategi Rahasia Usaha TV Kabel, (46) Strategi Rahasia Kafe, (47) Strategi Rahasia Studio Musik, (48) Strategi Rahasia Warung Makan Tradisional, (49) Strategi Rahasia Diler Motor, (50) Strategi Rahasia Usaha Kerupuk Singkong, (51) Strategi Rahasia Dagang Sistem Pesan-Antar, (52) Strategi Rahasia Buah Impor, (53) Strategi Rahasia Dagang Bakso, (54) Strategi Rahasia Sewa Tenda, (55) Strategi Rahasia Servis Elektronik, (56) Strategi Rahasia Penjahit Jeans, (57) Strategi Rahasia Dagang Lontong, (58) Strategi Rahasia Roti Bakar Gaul, dan lain-lain.

Semua manajemen strategi ini baik teori akademisi dan terapan praktisi, dibahas dengan paradigma baru Total Qinimain Zainilmu administrasi dan manajemen ilmiah modern. Sebagian bahan telah diberikan pada seminar, pelatihan, perkuliahan dan di muat di berbagai media cetak dan elektronik dalam bentuk kolom strategi dan acara program strategi di beberapa stasiun radio. Dan, ilmu pengetahuan sosial, tercakup pula administrasi dan manajemen paradigma lama sudah tidak berlaku lagi. Kadaluarsa. (R)Evolusi ilmu pengetahuan telah terjadi. Terjadi. TERJADI ! (QZ)

KEKUATAN usaha apa pun terletak pada pikiran sumber daya manusianya, dan ilmu pengetahuan yang jelas adalah dasar pengelolaan yang efektif (C. Ray Johnson)

BAGAIMANA strategi Anda?



Paradigma Baru
(R)Evolusi Ilmu Pengetahuan

Judul : (R)Evolusi Ilmu Pengetahuan

Penulis : Qinimain Zain Scientist & Strategist

Jumlah Halaman: x + 80

Ukuran Buku : 140 x 210 mm

Peresensi : Harie Insani Putra

Penerbit : Ikatan Intelektual Indonesia – Rumah Cerita (Banjarbaru 2007)

BUKU ini mengurai akar masalah seluruh manusia untuk memahami kehidupan dan semesta, yaitu sistem ilmu pengetahuan. Memuat duabelas tulisan pilihan: (1) Strategi (R)Evolusi Sistem Kompetensi Pendidikan, (2) Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu Pengetahuan, (3) Strategi (R)Evolusi Satuan Ukuran, (4) Strategi (R)Evolusi Krisis Multi Dimensi, (5) Strategi (R)Evolusi Siklus Komunikasi, (6) Strategi (R)Evolusi Perencanaan Operasional, (7) Strategi (R)Evolusi Posisi Pemasaran, (8) Strategi (R)Evolusi Masa Depan, (9) Strategi (R)Evolusi Persepsi Kerja, (10) Strategi (R)Evolusi Kode Organisasi, (11) Strategi (R)Evolusi Sejarah Organisasi, dan (12) Strategi (R)Evolusi Resep Manajemen, dari Qinimain Zain – ilmuwan manajemen dan konsultan ahli strategi, hasil grounded research lebih dari sepuluh tahun di lapangan dan berdialog lebih dari sepuluh tahun di perusahaan, perpustakaan dan pemerintahan, berbagai bidang dan ukuran usaha.

Dalam pengantar penulis, pentingnya buku ini dijelaskan bahwa sebelum tahun 2000, para ilmuwan belum mampu merumuskan syarat keteraturan sistem ilmu pengetahuan, dan inilah sebabnya (ilmu) pengetahuan sosial hanya diakui sebatas pengetahuan saja. Ilmuwan Qinimain Zain kemudian meneliti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang mantap seperti fisika, kimia, ekonomi, geologi, klimatologi dan banyak lagi cabang lainnya. Hasil penelitian tersebut kemudian menjadi rumusan yang disebut Total Qinimain Zain Scientific System of Science (2000). Menurutnya ini adalah kunci pemecahan bagi segala akar masalah dunia, kini dan masa depan.

Tentu saja penemuan ini sebagai jawaban atas definisi ilmu pengetahuan itu sendiri. Jika definisi klasik ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis atau teratur, yang terpadu membentuk prinsip metode rasional untuk tujuan tertentu. Lalu, bagaimana menjelaskan syarat keteraturan sebuah sistem ilmu pengetahuan?

Dalam TQZ Scientific System of Science (2000), paradigma baru keteraturan definisi ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu. Rumusan ini memiliki keteraturan matematika - kode, fisika - satuan ukuran, biologi - struktur, bahasa - teori dan psikologi – hukum, hingga terjadi (r)evolusi. Sedang (ilmu) pengetahuan sosial (termasuk administrasi dan manajemen) sebelumnya, yang monumental hanya Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow dan skala kualitatif Rensis Likert (tanpa satuan ukuran).

Lantas, pengaruh apa yang dapat diberikan sistem baru ini bagi kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan? Untuk ilmu pengetahuan eksakta dan murni berpengaruh sebagai evolusi ilmu pengetahuan, tetapi untuk (ilmu) pengetahuan sosial dan terapan sangat berpengaruh sebagai revolusi, yaitu paradigma Total Qinimain Zain merubah pandangan seluruh apa yang dipahami atau tak dipahami dulu dan teks referensi (ilmu) pengetahuan sosial dan terapan (tercakup pula administrasi dan manajemen) harus ditulis ulang (Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu Pengetahuan – Qinimain Zain).

Buku ini sangat menarik dan uraian jelas, karena setiap tulisan merupakan berupa studi kasus yang dilengkapi dengan diagram. Dan, katanya, sebagian tulisan paradigma baru ini telah disebar ke berbagai belahan dunia, serta dipublikasikan lewat beberapa media cetak dan elektronik, seminar dan pelatihan di kalangan profesi dan akademi di Indonesia.

Sayangnya, meskipun buku ini demikian penting, tidak dijual bebas atau hanya dicetak dengan edisi terbatas. (Dikutip: Harian Radar Banjarmasin, Minggu 20 Mei 2007)

TELAH TERBIT !

Buku TIDAK DIJUAL BEBAS (Edisi Terbatas)

Harga spesial: Dalam Negeri Rp 4.225.000,- (termasuk ongkos kirim)

Harga Luar Negeri US$ 942 (termasuk ongkos kirim)

Berminat Hubungi: iii - Ikatan Intelektual Indonesia (Triple I)

Jl Dahlina Raya I No 155A Komplek Benawa Indah Lestari – Intan Sari, Banjarbaru – Indonesia, Hp: 0813-4960-3825

(Triple I juga melayani undangan seminar, pelatihan, kuliah umum, bedah buku dan lain-lain, berkenaan Paradigma Baru (R)Evolusi Ilmu Pengetahuan dan khusus manajemen strategi untuk pemerintahan, perusahaan dan organisasi profesi)



BIODATA: Qinimain Zain - Scientist & Strategist

BIODATA

QINIMAIN ZAIN, Kandangan, 21 Mei 1965, Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Ilmuwan Manajemen dan Ahli Strategi – Konsultan Spesialis Strategi dan Sistem Ilmu Pengetahuan Satu-satunya.

Alumni Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Cukup banyak mengikuti pendidikan administrasi dan manajemen, dan pelatihan, dari beberapa perusahaan.

Pengalaman kerja, berpengaruh membentuk pemahaman pola administrasi dan manajemen yang sesungguhnya. Pernah bekerja di beberapa lembaga internasional, pemerintahan dan beberapa perusahaan, pada berbagai jabatan berbeda, saling melengkapi.

Kemudian, dari pengalamannya yang banyak selaku operasional dan konsultan manajemen perusahaan berbagai bidang, berbagai ukuran, membuatnya mendalami ilmu pengetahuan setelah mengetahui kekurangan (ilmu) administrasi dan manajemen yang ada, dan melakukan (R)Evolusi Ilmu Pengetahuan, setelah melakukan grounded research, mengamati di lapangan dan berdialog lebih dari sepuluh tahun pada perusahaan, pemerintahan dan perpustakaan, dari barat, Pulau Sumatera sampai ke timur, Pulau Irian, hingga menyusun buku TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority – THE (R)EVOLUTION OF SOCIAL SCIENCE, The Modern Scientific Administration and Management (2000). Sintesa mengetahui Petunjuk ARAH, Pedoman JALAN dan Rincian LANGKAH untuk unggul berkelanjutan.

Sebagian tulisan telah diberikan pada beberapa pejabat tinggi negara di pusat dan daerah, beberapa pimpinan universitas, perusahaan dan organisasi, juga pada ribuan mahasiswa dan umum dalam berbagai seminar dan pelatihan, di Indonesia. Selain itu, abstrak dan resume buku telah diberikan pula pada puluhan universitas di berbagai negara.

Di undang pelbagai talkshow, seminar, simposium, lokakarya, konferensi dan memberikan kuliah yang diselenggarakan oleh universitas, organisasi, perusahaan dan pemerintahan. Menulis kolom tetap di media cetak dan nara sumber tetap khusus strategi siaran radio. Kini, telah menulis beberapa buah buku dalam edisi terbatas.

Untuk sementara berdomisili di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, E-mail: scientist_strategist@yahoo.co.id, phone: 0813-4960-3825