Saturday, April 24, 2010

Strategi (R)Evolusi: Masalah (Mata Baru) Indonesia (32/100)


Masalah (Mata Baru) Indonesia
Science Valley 2: (Feeling Is Believing)

Lalu, apa sih masalah (mata baru) Indonesia (dan juga dunia)?

TINDAKAN sebenarnya dalam penemuan apa pun bukanlah menemukan tanah baru, melainkan melihat dengan pandangan mata baru (Marcel Proust).

Sebagian orang bilang ada keberhasilan karena keberuntungan atau kebetulan, tetapi sesungguhnya tak ada. Itu pasti karena tanggap melihat peluang dan bekerja keras meraihnya.
Berawal bekerja mengumpulkan informasi dan membuat ilustrasi pada seorang ilmuwan kelas dunia untuk membuat buku kelas dunia di lembaga internasional, begitu berharga. Setiap kali membaca nama tercantum diucapan terimakasih dan membolak-balik halaman buku berisi ilustrasi dengan inisial nama di sana, begitu membanggakan. Semangat menggelora: Aku pasti bisa juga!

Berikutnya, bekerja di pemerintahan dan kemudian di perusahaan swasta besar Indonesia. Jika yang lain berkerja hanya untuk mendapatkan gaji dan jabatan, saya menambahkan tekun lebih sepuluh tahun mengumpulkan fakta segala (ilmu) pengetahuan dan fenomena nyata masalah di lapangan, lalu melahap berbagai buku di banyak pustaka meragukan teori yang sudah ada, kemudian membuat hipotesa sendiri. Grounded research. Setelahnya menangani banyak usaha, beragam bidang dan ukuran. Akhirnya, selaku konsultan bertahun-tahun mengujinya pada berbagai usaha yang ditangani menjadi teori dan puncaknya menyajikan dikritisi di forum akademi. Grounded Theory. Sebuah pandangan mata baru, suatu (R)Evolusi Ilmu - Paradigma Baru Milenium III.

Lantas, apa yang dirasakan di lapangan?

(Ilmu) pengetahuan sosial masih kacau, termasuk (ilmu) pengetahuan adminstrasi dan manajemen. Banyak ilmuwan menyatakan (Ilmu) Pengetahuan Sosial masih terbelakang atau belum bisa dikategorikan ilmu, dibanding Ilmu Alam. “Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota suatu masyarakat sains (ilmu – QZ), dan, sebaliknya, masyarakat sains terdiri atas orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama. Tanpa mengacu kepada sifat unsur-unsur bersama ini, banyak aspek sains ... tak dapat dipahami” (Thomas S. Kuhn, 2000: 171). Ada “Transisi dari periode praparadigma ke periode pascaparadigma dalam perkembangan suatu bidang sains.  Sebelum itu terjadi, sejumlah aliran mempersaingkan dominasi suatu bidang tertentu. Kemudian, segera  setelah pencapaian sains yang penting, jumlah aliran itu sangat berkurang, biasanya sampai tinggal satu, dan mulailah modus praktek sains yang lebih efesien (Thomas S. Kuhn, 2000: 173).  Dan, Indonesia (juga dunia) dalam praparadigma ilmu.

Lalu, bagaimana bisa memiliki paradigma atau pandangan mata baru?

Ada kenyataan menarik, orang-orang yang terkemuka (ilmu) pengetahuan administrasi dan manajemen bukan berlatar pendidikan (Ilmu) Pengetahuan Sosial. Frederick Winslow Taylor, Bapak Gerakan Manajemen Ilmiah, praktisi sarjana pertambangan. Henri Fayol, Bapak Teori Administrasi Modern, praktisi sarjana pertambangan. Kauro Ishikawa, Bapak Total Quality Control, sarjana kimia. Yang lain, Stuart Crainer menulis dalam buku The Jack Welch Secrets (1999), CEO General Electric yang hebat John Francis Welch sarjana kimia, Tom Peters insinyur sipil, Michael E. Porter insinyur penerbangan, Henry Mintzberg juga insinyur, dan Kenichi Ohmae ahli strategi adalah pakar fisika nuklir.

Dengan latar pendidikan Ilmu Esakta (insinyur) kemudian dilanjutkan dengan (Ilmu) Pengetahuan Sosial – administrasi dan manajemen, saya memiliki pandangan mata baru majemuk dari ilmu teknik, ilmu alam atau ilmu kedokteran. Saya mencoba memahami fenomena pengetahuan sosial dari golongan ilmu yang lebih matang seperti matematika, fisika, kimia, biologi, ekologi, klimatologi, geologi, taksanomi, botanometri, genetika dan lain-lain, yang mungkin sulit dipahami oleh seorang berpendidikan (Ilmu) Pengetahuan Sosial saja.
Contoh, inilah mengapa mampu merumuskan syarat ketiga TQZ Scientific System of Science, Total Quality Service, T(able), Skema: Biological Order – Structure, Scientific Imagination Model of Matter Structure. TQZ Benchmark Leap Zonerdinate yang bentuk, struktur dan sifatnya mirip dengan sel mahluk hidup, model atom dari Bohr atau Sistem Tata Surya dari Copernicus. Terdapat siklus inti, tengah, fungsional berputar (rotasi atau evolusi) menuju Kualitas (Q atau Quality) dan berkeliling (revolusi) menuju Sempurna (Z atau Zain) dari sesuatu selama Hari Kerja (D atau Day). Bandingan ilmu Alam, Nicolaus Copernicus menerbitkan De Revolutionibus Orbium Coelestium model Sistem Tata Surya (1533), Niels Henrik David Bohr dengan kertas kerja On the Constitution of Atoms and Molecules mengusulkan bentuk Model Atom (1913). Dan, pandangan mata baru majemuk itu pulalah membuat sistem hubungan seluruh golongan Ilmu Eksakta, Alam dan Sosial dalam satu kesatuan TQZ Hologeny of Science.

Simpulnya, semua hal tak begitu saja turun dari langit atau muncul dari balik meja, semua dari praktek lapangan. Dari kenyataan.

Jadi, jelas masalah (mata baru) Indonesia (dan dunia)? Mari kita memecahkan masalah yang ada dengan pandangan mata baru – (R)Evolusi Ilmu – Paradigma Milenium III. Semoga lebih baik.

KALAU tahu betapa kerasnya saya belajar dan bekerja, pasti tak akan ada yang mengatakan saya seorang jenius (Michelangelo)

BAGAIMANA Strategi Anda?
Rujukan: Copyright © Qinimain Zain

1.     Thomas Samuel Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions – Peran Paradigma dalam Revolusi Sains, 2000:171, PT Remaja Rosda Karya, Cetakan ketiga, Bandung
2.     Thomas S. Kuhn menulis buku The Structure of Scientific Revolutions di Palo Alto Center for Scholars, dikelilingi oleh para ilmuwan sosial, ketika ia mengamati bahwa mereka tidak pernah dalam perjanjian pada teori atau konsep. Ia menjelaskan bahwa ia menulis buku ini tepat untuk menunjukkan bahwa tidak ada, tidak akan ada apapun, paradigma dalam ilmu sosial”. (http://en.wikipedia.org/wiki/Paradigm).