Saturday, April 24, 2010

Strategi (R)Evolusi (Dasar dan Besar (8/100))


PENTING ngak sih, memecahkan masalah ilmu (sosial) ini?
(Masalah 8)

DASAR DAN BESAR (8/100)
Paradigma Baru (R)Evolusi Ilmu

PRINSIP 4.
MATA air yang keruh akan mengalirkan air yang keruh pula (Pepatah)

SIAPA PUN, bagaimana pun untuk memecahkan masalah apa pun di mana pun, harus mulai dari dasar yang benar.

Jika tidak, akan buang tenaga, bahan, biaya, waktu, dan pikiran saja.
Tetapi lebih parahnya, kesalahan awal di dasar menghasilkan banyak lagi kesalahan besar. Kesalahan berantai.

Referensi:

(Bukti 3). “DISKUSI secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kupasan-kupasan secara tertulis di bidang manajemen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan” (M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 2005:19, Gajah Mada University Press, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta).

Kata kunci:Manajemen, Ilmu, Masih Muda, Masih Ada Orang, Segan Mengakui

(Bukti 4). ILMU pengetahuan memiliki beberapa tahap perkembangannya yaitu tahap klasifikasi, lalu tahap komparasi dan kemudian tahap kuantifikasi. Tahap Kuantifikasi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap memperhitungkan kematangannya. Dalam tahap ini sudah dapat diukur keberadaannya baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Hanya saja ilmu-ilmu sosial umumnya terbelakang relatif dan sulit diukur dibanding dengan ilmu-ilmu eksakta, karena sampai saat ini baru sosiologi yang mengukuhkan keberadaannya ada tahap ini” (Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 2005:18-19, PT Refika Aditama, cetakan ketiga, Bandung).

Kata Kunci: Ilmu Pengetahuan, Tahap Perkembangan, Ilmu Sosial, Terkebelakang, Ilmu Eksakta.

Catatan: (Lihat 7/100 pula, Ilmu Sosial dinyatakan belum diakui sebagai ilmu, maka ilmu manajemen pun juga segan diakui sebagai ilmu pengetahuan pula. Masalah berantai, dan seterusnya).

Jika tahu dasar sesuatu diragukan kebenarannya, mengapa terus digunakan sebagai dasar membangun kebenaran-benaran lainnya? Sebab, pastilah bangunan-bangunan kebenaran-kebenaran lainnya itu diragukan pula kebenarannya. Artinya, adalah tidak mungkin membenarkan sesuatu dengan sesuatu yang tidak benar.

APA punya logika!

Qinimain Zain
Scientist & Strategist